SuaraJabar.id - Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiato meminta kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengevaluasi penerimaan panitia penyelenggaraan untuk pemilu masa mendatang.
Hal itu menyusul dua warga Kota Bogor yang meninggal dunia dan tujuh lainnya dirawat karena diduga kelelahan saat bertugas dalam Pemilu 2019.
"Ini evaluasi juga untuk bangsa ini terkait sistem pemilu yang lebih menimbang faktor kemanusiaan. Ini kan jumlah korbannya cukup banyak, cukup masif ya. Ini harus dievaluasi ke depan model serentak begini karena harus dihitung kesiapan tenaga," kata Bima, usai menjenguk salah satu panitia penyelenggara pemilu di RS PMI, Kota Bogor, Selasa (23/4/2019).
Menurut Bima, penerimaan panita seharusnya lebih diutamakan untuk kaum muda. Hal itu mengingat kondisi fisik yang harus kuat menjalankan tugas dalam pemilu tersulit sepanjang sejarah ini.
"Ini kan semuanya kebanyakan tokoh masyarakat, ketua RT yg sudah berusia dan berumur. Kebanyakan pensiunan. Ke depan harus ada perbaikan dari segi usia, kemampuan, anak-anak muda harus dilibatkan karena ketahanan fisiknya kuat," ungkap Bima.
Terkait santunan dan biaya pengobatan para panitia tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan KPUD Kota Bogor dan membantu semaksimal mungkin.
"Pemkot Bogor memberikan atensi, semuanya kita pastikan memiliki BPJS . Kita komunikasi dengan keluarga apa yang bisa kita bantu," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Rubaeah menuturkan sebagian besar panitia pemilu yang meninggal dunia dan sakit mengalami kelelahan karena bekerja hingga larut malam.
"Jam kerjanya di atas normal, sedangkan tidak ada asupan energi yang cukup. Hal itu menyebabkan hipertensi, hingga tipus," ujar Rubaeh.
Baca Juga: HNW Sebut Sistem Pemilu 2019 Tak Sesuai Harapan, Banyak KPPS Meninggal
Hal tersebut ditambah dengan kemungkinan adanya riwayat penyakit yang diderita para korban sehingga kondisi kesehatannya lebih cepat menurun.
Saat ini, pihaknya sudah menyiapkan tenaga medis dan mobil ambulan di setiap kecamatan di Kota Bogor.
"Seharusnya ketika rekrutmen tenaga kerja juga harus disertai riwayat kesehatan. Agar mereka lebih siap bekerja secara kesehatan," tutup Rubaeh.
Kontributor : Rambiga
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
Terkini
-
Awan Hitam Aneh Muncul di Subang, Warga Panik: Busa Bau, Awas Beracun!
-
Pemkot Bandung Larang Kunjungan ke Bandung Zoo! Ini Alasannya
-
Selebgram Cianjur RW Diduga Gelapkan Dana Talangan Buronan Interpol, Polisi Siapkan...
-
Mengenang Jejak Pengabdian Dini Yuliani: Dari Pebisnis Ulung hingga Ketua PKK
-
26 Tambang di Jabar Ditutup Dedi Mulyadi, Menteri ESDM : Saya Belum Tahu