SuaraJabar.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengimbau pada masyarakat Indonesia untuk tidak menelan mentah-mentah informasi yang tersebar luas di media sosial terkai Pemilu 2019.
Komisioner KPU RI Ilham Saputra mengimbau pada masyarakat sebelum melaporkan dugaan kecurangan yang terjadi di Pemilu serentak 2019 untuk melakukan pengecekan terlebih dahulu setiap informasi yang diperoleh apakah hoaks atau tidak.
"Kalau memang benar, silahkan melapor (kalau ada kecurangan) kami tidak melarang," kata Ilham di Depok, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019).
Ilham kemudian mengajak masyarakat untuk menahan diri pasca Pemilu dan jangan memperpanas keadaan dengan berbagai isu yang dihembuskan di media sosial.
Baca Juga: ABG Payakumbuh Retas Situs KPU, Pengamat Curiga Ada Aktor Intelektual
Menurutnya setiap informasi yang belum jelas dan divilaralkan akan menyebabkan pertikaian dan mengganggu kondusifitas gelaran Pemilu.
"Jangan bilang curang main viralkan saja, memperpanas suasana padahal belum dilaporkan ke instansi. Di sini KPU tak pernah melakukan kecurangan secara terstruktur dan masif," kata dia.
"Ketua Bawaslu suadah bilang bahwa tidak ada kesengajaan dalam pengisian entry data maupun situng itu human eror," Ilham menambahkan.
Menurut Ilham, penyelenggara pemilu sejauh ini telah bekerja secara profesional, apabila ada upaya deligitimasi atau tidak mempercayai pihaknya adalah hal yang tidak benar.
Ia menegaskan, lembaga yang berweang dan sah dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum hingga penghitungan suara adalah KPU.
Baca Juga: Real Count KPU di Kampung Bung Karno: Jokowi Taklukan Prabowo
"Kita bekerja profesional dan upaya deligimitasi itu tidak benar, karena biar bagaimanapun penyelenggara pemlu adalah KPU. Penghitungan maupun hasil sah Pemilu 2019 ini resmi dikeluarkan oleh kami," jelasnya.
Ilham menuturkan, KPU telah melakukan pengecekan langsung terhadap indikasi pelanggaran - pelanggaran anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di 295 wilayah yang tersebar di beberapa Provinsi.
Kemudian pihaknya memutuskan untuk melakukan pemungutan suara ulang (PSU).
"Sudah kami cek, dan mendata hambatan - hambatannya hingga dilakukan PSU. Termasuk masalah logistik yang terlambat kita sudah tanggulangi," kata dia.
Kontributor : Supriyadi
Berita Terkait
-
Jelang Debat, Bawaslu Bogor Minta Para Pendukung Paslon Saling Menghormati, Ini Alasannya
-
Simulasi Pilkada Jakarta 2024 di GOR Johar Baru Sedot Perhatian Warga
-
Intip Kesibukan Pekerja saat Pelipatan Surat Suara di KPU Jakarta Pusat
-
Pelantikan Prabowo-Gibran: Poster Unjuk Rasa Direbut Paksa Polisi
-
Cagub Maluku Utara Dikabarkan Meninggal Dunia, KPU Jelaskan Aturan Calon Pengganti
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
Kirim Uang ke Luar Negeri? Ada Hadiah Menarik dari BRImo
-
Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 triliun Hingga Akhir Triwulan III 2024
-
Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Siapkan Penanganan Tanggap Darurat
-
Pengen Daftar BRI UMKM EXPO (RT) 2025, Ikuti Langkah-langkah Berikut!
-
Laba BRI Tembus Rp45,36 Triliun, UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan