Scroll untuk membaca artikel
Dwi Bowo Raharjo
Sabtu, 27 Juli 2019 | 07:09 WIB
Keluarga almarhum Bripka Rahmat Effendi di rumah duka, Kota Depok. (Suara.com/Supriyadi)

SuaraJabar.id - Kedua anak almarhum Bripka Rahmat Effendy bernama Grace Cenia Effendy (18) dan Tito Rachmat Effendy (13) sangat kehilangan sosok ayahnya.

Meski ayahnya tewas ditembak temannya sendiri yang juga polisi, anak pertama Grace Cenia memiliki cita-cita menjadi Polwan mengikuti jejak ayahnya sebagai anggota Polri.

Cita-cita itu pun sudah diketahui sangat Kakek Arsyad Muhammad Zaelani (70), ayah Bripka Rachmat Effendy (41).

"Anak tertua, itu Grace, yang mau jadi polisi juga seperti bapaknya," ujar Arsyad, Jumat (26/7/2019).

Baca Juga: Jejak Darah di Polsek Cimanggis, Polisi Tembak Mati Polisi

"Walaupun anak saya hidupnya berakhir seperti ini, saya tetap dukung cucu saya untuk jadi Polwan," tuturnya.

Prosesi pemakaman Bripka RE di TPU Jonggol. Bogor, Jawa Barat. (Suara.com/Supriyadi).

Sementara Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Yusuf mengaku sangat kehilangan sosok Rahmat yang dikenal ramah selama berdinas.

"Kami kehilangan sosok Bripka Rahmat yang baik dan ramah," ucap Yusuf kepada wartawan di pemakaman TPU Jonggol, Kabupaten Bogor.

Untuk mengenang jasanya selama bertugas di kepolisian, Yusuf pun berjanji akan mengupayakan kenaikan pangkat. Alasannya, Brigadir Rahmat tewas saat sedang bertugas.

"Kami sedang upayakan kenaikan pangkat, karena almarhum meninggal dunia dalam melaksanakan tugas," kata dia.

Baca Juga: Polisi Bantah Tak Punya Kemauan untuk Selesaikan Kasus Novel Baswedan

Bripka RE ditembak. (ist)

Seperti diberitakan sebelumnya, tragedi berdarah bermula setelah Bripka Rahmat dan Brigadir Rangga terlibat cekcok di Polsek Cimanggis pada Kamis (25/7/2019) sekira pukul 20.30 WIB. Rangga meminta agar keponakannya berinisial FZ dibebaskan setelah ditangkap Bripka Rahmat karena terlibat aksi tawuran.

Namun, saat itu, Rahmat menjawab dengan nada keras, jika proses sedang berjalan dan FZ tidak bisa dibebaskan begitu saja karena membawa sajam berupa celurit. Diduga kandung emosi, Brigadir Rangga ternyaa mengeluarkan senjata api jenis HS 9 dan langsung memberondong tujuh tembakan ke tubuh Rahmat.

Terkait penembakan itu, Rahmat pun tewas seketika di ruangan SPKT Polsek Cimanggis dengan luka di bagian dada, leher, paha dan perut.

Buntut dari kasus tersebut, Brigadir Rangga lalu ditangkap dan telah digelandang ke Polda Metro Jaya untuk diperiksa terkait kasus pembunuhan terhadap sesama anggota polisi.

Load More