SuaraJabar.id - Sebuah minimarket di Jalan Pasar Kaler, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikamalaya, Jumat (3/1/2020) disantroni ribuan santri.
Aksi pengepungan itu dilakukan buntut dari kasus dugaan pencurian yang dituduhkan kepada dua santriwati pada Rabu (1/1/2020) lalu.
Perwakilan santri Miftahul Huda, Asep Surahman menyampaikan, aksi spontan ribuan santri ini sebagai solidaritas para santri karena disinyalir oknum minimarket yang menuduh seakan-akan merendahkan harkat dan martabat santri.
"Ini spontanitas kami, sebagai solidaritas atas tuduhan yang tidak mengenakan kepada santri. Kami menuntut pihak manajemen meminta maaf secara terbuka," kata Asep seperti dikutip dari Ayobandung.com--jaringan--Suara.com, Sabtiu (4/1/2020).
Baca Juga: Modal Rp100 Ribu, 3 Santri Purworejo Ini Rayakan Malam Tahun Baru di Jogja
Menurutnya, permintaan maaf itu harus dilakukan karena berdasarkan pemeriksaan CCTV minimarket, santri yang dituduh melakukan pencurian jelas tidak bersalah dan tidak melakukan pencurian seperti yang dituduhkan.
"Apa yang dituduhkan kepada santri kami itu tidak terbukti," paparnya.
Dihubungi terpisah, Pimpinan Umum Pesantren Miftahul Huda Asep Maoshul mengatakan, pihaknya menuntut pihak minimarket meminta maaf secara terbuka melalui media massa.
"Hal ini bukan kali ini saja dan bukan hanya kepada santri Miftahul Huda tetapi juga santri dari pesantren lain. Dan tuntutan para santri pihak indomart minta maaf atas insiden ini secara terbuka di media lokal dan nasional," katanya.
Miftahul menjelaskan, kejadian itu berawal pada Rabu (1/1/202) sekitar pukul 11.00. Waktu itu, empat santriwati meminta izin resmi untuk membeli kebutuhan dan diantar pengurus. Mereka berbelanja kebutuhan ke minimarket tersebut.
Baca Juga: Toleransi Natal, Santri Pesantren Main Rebana di Gereja Mater Dei Semarang
Saat memilih barang, pegawai bagian pemeriksaan minimarket dikabarkan melihat kekurangan barang di salah satu etalase minimarket.
Barang yang seharusnya berjumlah empat hanya dilihatnya sebanyak tiga buah. Petugas tersebut kemudian menuduh para santri yang sedang berbelanja.
Salah satu santriwati yang dituduh kemudian langsung dibawa ke ruang pemeriksaan bersama pegawai minimarket tersebut.
"Tapi setelah dilakukan pemeriksaan buktinya tidak ada. Bahkan dalam CCTV tidak ada pengambilan barang yang dilakukan oleh santri, jadi tidak ada bukti," ujarnya.
Berita Terkait
-
Bejat! Pimpinan Ponpes di Jambi Cabuli 11 Santri dan 1 Santriwati, Begini Modusnya
-
Bobby Nasution-Kahiyang Ayu Peringati Hari Santri 2024 di Ponpes Labusel, Ajak Tokoh dan Santri Berantas Narkoba
-
Pramono Anung Dorong Peran Santri dalam Pembangunan Bangsa di Hari Santri
-
Cak Imin Desak Hukuman Mati bagi Abi Sudirman Cs, Pelaku Kekerasan Seksual di Tangerang
-
Lirik Mars Hari Santri dan Cara Download Videonya
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Jordi Onsu Terang-terangan Ngaku Temukan Ketenangan dalam Islam
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
Terkini
-
Kirim Uang ke Luar Negeri? Ada Hadiah Menarik dari BRImo
-
Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 triliun Hingga Akhir Triwulan III 2024
-
Jambore Nasional Tim Elang Relawan BRI Siapkan Penanganan Tanggap Darurat
-
Pengen Daftar BRI UMKM EXPO (RT) 2025, Ikuti Langkah-langkah Berikut!
-
Laba BRI Tembus Rp45,36 Triliun, UMKM Jadi Kunci Pertumbuhan