Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Rabu, 11 Maret 2020 | 20:45 WIB
Rangkaian kereta rel listrik (KRL) menaikkan dan menurunkan penumpang di Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (13/2). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraJabar.id - Pemerintah Kota Depok menangapi soal Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line relasi Bogor-Jakarta memiliki potensi tinggi penyebaran virus corona atau COVID -19. Sebab, ratusan ribu warga Kota Depok banyak yang menggunakan moda transportasi tersebut untuk beraktifitas bekerja ke Jakarta.

Wali Kota Depok Mohammad Idris meminta warganya waspada.

"Kalau himbauan secara khusus belum. Tapi secara umum pak Wali Kota selalu mengingatkan agar waspada," kata Asisten Pemerintah Kota Depok Sri Utomo kepada Suara.com, Rabu (11/3/2020).

Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line dinilai tak luput dari penyebaran virus corona alias COVID-19.

Baca Juga: Data Risiko Corona di KRL Tersebar, Gubernur Anies: Itu untuk Internal

Commuter rute Bogor-Depok-Jakarta Kota menjadi sarana transportasi umum yang memiliki potensi tertinggi penyebaran virus dari China itu.

Data ini terungkap dalam rapat pimpinan yang diadakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Rabu (11/3/2020).

Gubernur Anies saat memaparkan risiko tinggi penularan virus corona di angkutan publik. (istimewa).

Rapat yang dipimpin oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ini menghadirkan seluruh pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI dan pihak terkait lainnya.

Tertulis dalam paparan yang disampaikan Anies mengenai waspada risiko Covid-19 via transportasi publik, rute KRL-2 itu memiliki potensi resiko tertinggi.

"Risiko kontaminasi terbesar terjadi di wilayah KRL-2 atau rute Bogor-Depok-Jakarta Kota," tulis paparan dalam presentasi Anies itu.

Baca Juga: Lawan Virus Corona, Anak-Anak Muda ini Putuskan Liburan dengan Tiket Murah

Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi I Eva Chairunisa membenarkan data tersebut. Ia menyebut paparan itu merupakan resiko potensi penyebaran virus corona di transportasi umum.

Load More