Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 21 Oktober 2020 | 09:41 WIB
Ilustrasi. Foto yang diambil pada tanggal 15 Agustus 2020 menunjukkan orang-orang menonton pertunjukan saat mereka mendinginkan diri di sebuah kolam renang di Wuhan, Provinsi Hubei, China. [STR / AFP]

SuaraJabar.id - Ada-ada saja kelakuan SN, seorang guru honorer di SDN 13 di Desa Pangkalan Bemban, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Ia mencuri 51 tablet android yang akan digunakan untuk siswa belajar daring kemudian memakai uang hasil penjualan barang curian tersebut untuk berfoya-foya.

Akibat kelakuannya mencuri tablet yang dibeli dari dana bantuan operasional sekolah (BOS), SN kini meringkuk di sel tahanan Polres Sambas.

"Tersangka SN kami tangkap dalam pelariannya di kawasan Tambora, Jakarta Barat," kata Kasat Reskrim Polres Sambas, Iptu Siko Sesaria Putrasuma dalam keterangan tertulisnya di Sambas, Selasa (21/10/2020).

Dia menjelaskan, tersangka SN sebelumnya berprofesi sebagai guru honorer di SDN 13 Desa Pangkalan Bemban, Kecamatan Selakau, Kabupaten Sambas.

Baca Juga: Siswi SMA Ini Rekam Dirinya Minum Racun, Depresi dengan Sekolah Online

Usai melakukan pencurian oknum guru tersebut melarikan diri ke Jakarta dan uang hasil pencurian itu digunakan untuk berfoya-foya selama pelarian.

"Kejadian pencurian itu terungkap saat para guru SDN 13 Pangkalan Bemban hendak melakukan rapat, saat kepala sekolah mengecek keberadaan tablet android tersebut yang tersisa hanya kotaknya saja, sementara isinya yang berupa tablet android sudah raib," ujarnya.

Atas kejadian itu, pihak sekolah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sambas. "Pihak sekolah mencurigai oknum guru honorer SN yang mencuri puluhan tablet android tersebut, karena tersangka mengundurkan diri dari sekolah saat kejadian berlangsung," katanya.

Dia menambahkan, pihaknya saat ini masih melakukan pengumpulan barang bukti tablet android yang dijual SN ke sejumlah lokasi, karena tersangka menjual tablet android tersebut secara acak.

Kasat Reskrim Polresta Sambas menambahkan, atas kejadian itu, pihak sekolah mengalami kerugian hingga Rp100 juta rupiah, padahal tablet tersebut dibeli dari dana bantuan operasional sekolah.

Baca Juga: Siswa Stres Bunuh Diri, Nadiem Makarim Diminta Tidak Menutup Mata

"Karena kejadian itu, mirisnya lagi siswa sekolah tersebut tidak dapat melakukan belajar daring karena tidak ada tablet android tersebut," katanya.

Load More