Uniknya, kebiasaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, seluruh umat muslim yang telah membaca manakib tersebut akan disajian berbagai santapan khas yang hanya ada di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, salah satu makanan khasnya yakni nasi kebuli dengan daging kambing.
Perayaan sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi kebahagian bagi umatnya, yang hingga kini menjadi umat yang ditolong dari kegelapan menuju terang benderang.
Selain itu umat muslim di Indonesia juga mentauladini Rasulullah baik jalan hidup dan tuntunan yang disampaikannya kepada umatnya di dunia kini.
Peringatan sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW diartikan sebagai kegembiraan bagi umat Islam, umat yang diyakini telah ditolong nabi Muhammad SAW dari kegelapan. Berkat kelahiran nabi Muhammad SAW umat muslim saat ini memiliki hari besar lain dalam Islam
Baca Juga: Wajib Tahu, Begini Sejarah Peringatan Pertama Maulid Nabi Muhammad SAW
Tanpa adanya sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW maka tidak akan ada perayaan Nuzulul Quran, Isra Mikraj dan hari besar Islam lainnya.
Dalil Maulid Nabi
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sendiri dalam dalil juga diperkuat diantaranya hadis shahih Imam Muslim yang disebutkan: ketika Nabi Muhammad SAW ditanya mengapa puasa di hari senin dan menjawab bahwa itu hari lahirnya itulah nash yang paling jelas dinilai diperbolehkannya peringatan Maulid nabi.
Penguatan lain di antaranya perintah Allah SWT untuk bersalawat yang terdapat pada surah Al-Ahzab:56, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.”
Peringatan Maulid Nabi juga bisa didasarkan atas hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Mas’ud. “Apa yang dipandang baik oleh kaum muslimin, ia pun baik di sisi Allah, dan apa yang dipandang buruk oleh kaum muslimin, ia pun buruk di sisi Allah.”
Baca Juga: Pemkot Balikpapan Izinkan Masyarakat Gelar Maulid Nabi di Tengah Pandemi
Baik buruknya suatu peringatan yang bisa menimbulkan polemik umat, sangat tergantung dari keyakinan. Imam Syafi’i mengatakan suatu kebaikan yang baru dan tidak bertentangan dengan kitabullah, sunnah dan ijmak dinilai terpuji. Sesungguhnya tidak semua bid’ah itu haram.
Berita Terkait
-
Insan Pegadaian Peringati Maulid Nabi Bersama Ustaz Maulana dan Sabyan Gambus
-
Contoh Susunan Acara dan Ide Perlombaan Menarik Peringatan Maulid Nabi Tingkat SD/MI
-
Iran Mendadak Telepon Taliban: Saudaraku Mari Kita Bebaskan Palestina dan Al Aqsa
-
Israel Resmi Deklarasikan Perang Lawan Hamas! Hezbollah Lancarkan Mortir Dukung Palestina
-
CEK FAKTA: Benarkah Suporter Sepak Bola Jerman Membentuk Formasi Menghormati Rasulullah?
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
Terkini
-
Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Laris Berkat BRI
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas