Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 02 April 2021 | 17:45 WIB
Terowongan aktif terpanjang di Indonesia, yakni Terowongan Sasaksaat di Kabupaten Bandung Barat. [Suara.com/Ferrye Bangkit Rizki]

Tradisi potong hewan di Terowongan Sasaksaat itu harus dilakukan mendekati tanggal 17 Agustus. Jika tidak, percaya atau tidak selalu ada hal-hal aneh dan peristiwa yang terjadi di sekitar terowongan yang terletak di Stasion Maswati dan Stasion Sasaksaat itu.

Menurut cerita yang Krisna dapat dari para sesepuh, sempat warga setempat terlambat melakukan ritual. Lalu peristiwa anehpun terjadi. Dari mulai suara gemuruh dari dalam terowongan seperti ada kereta api pun terdengar.

"Padahal memang gak ada kereta," ucap Krisna.

Suara gemuruh itu, kata dia, seperti pertanda kepada para sesepuh akan adanya kejadian yang tidak diinginkan. Seperti orang tertabrak kereta api. Untuk itu, tardisi potong kambing dan hewan kini selalu mendekati tanggal 17 Agustus.

Baca Juga: Wisata Lembang Berharap Berkah dari Tradisi Munggahan Jelang Ramadan

"Setiap telat ada aja yang kaya gitu. Wallahualam, ada yang celaka di dalam," ujarnya.

Terowongan Sasaksaat mulai dibangun tahun 1902 oleh Staatsspoorwegen (SS), yang merupakan perusahaan kereta api negara. Terowongan dengan tinggi 4,31 meter dan lebar 3,92 meter itu dibangun siang malam.

Pekerjanya berasal dari warga pribumi, China dan Eropa. Orang Pribumi dan Cina kebanyakan bekerja sebagai kuli sedangkan orang Eropa sebagai kepala cabang, mandor pekerja, pemborong dan teknisi.

Adapun teknis pembangunan terowongan ini dengan cara melakukan penggalian di bagian sisi arah utara dan selatan yang dilakukan secara bersamaan menggunakan peralatan alakadarnya seperti balincong dan linggis.

Terowongan dengan nomor Bangunan Hikmat (BH) 503 itu dibangun dengan presisi yang tinggi, karena tingkat kesulitan tanah perbukitan di daerah tersebut. Paling tidak ada hitungan kemiringan dan kelokan 16-25 derajat.

Baca Juga: Korupsi Bansos, Bupati Bandung Barat Aa Umbara dan Anaknya Raup Rp 3,7 M

Bagian tengah jalur rel pun dibuat agak menanjak dengan tujuan supaya air tanah dari perbukitan di atas terowongan bisa mengalir dan tidak merembes ke bantalan rel. Lantaran bisa menyebabkan besi dan kayu rel mengembang. Kemudian pada bagian atas dilapisi dengan penyemanan setebal 0,85 meter untuk mencegah rembesan.

Load More