Iim menjelaskan pihaknya telah membuka secara luas agar BPNT diawasi oleh semua pihak. Hal tersebut agar tidak ada yang berani bermain dalam program itu.
"Karena ini program yang berkaitan dengan kesenjangan sosial dan ekonomi masayarakat yang kurang mampu dan harus mendapat perhatian dari semua unsur dan lapisan masyarakat. Masa saya akan main-main dengan program ini," tambahnya.
Iim juga menjelaskan kualitas sembako dan beras yang dipasok telah ditinjau oleh Tim Tindak Sapu Bersih Pungut Liar (Saber Pungli) Polda Jabar.
"Tim Saber Pungli pernah menyambangi gudang saya di daerah Margaasih untuk mengontrol prodak yang ada di CV kami seperti beras dan ayam. Saat itu Tim Saber Pungli bahkan mengacungkan jempol dengan kualitas prodak kami, serta ketersediaan sarana prasarana perusahan kami. Tapi kenapa kok jadi begini," pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial KBB, Sri Dustirawati, mengatakan, pihaknya sudah memanggil para Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) untuk melakukan klarifikasi dan menindaklanjuti hasil temuan tim Saber Pungli Jabar terkait adanya dugaan pemalsuan kualitas beras dari program BPNT.
"Sudah saya panggil untuk klarifikasi, selain itu saya juga turun ke lapangan. Mereka (TKSK) yang turun ke desa-desa dan KPM, kalau saya hanya ambil sempel saja," ujar Sri.
Dari hasil klarifikasi dan pengecekan ke lapangan, pihaknya memastikan tidak ada pemalsuan kualitas beras. Hal ini, kata Sri, diperkuat setelah pihaknya berkomunikasi dengan pihak Bank yang ditunjuk pemerintah pusat untuk menyalurkan BPNT tersebut.
"Saya sudah telepon bosnya (bank penyalur), jadi enggak ada pengurangan kualitas maupun kuantitas," katanya.
Selain adanya dugaan pemalsuan beras, tim Saber Pungli Jabar juga menemukan komoditi telur yang harganya melambung tinggi. Harga eceran telur di pasar umum yang seharusnya Rp 22.500, namun supplier menghargakan ke agen dan KPM Rp 28.000 sampai dengan Rp.29.000.
Baca Juga: Terima Donasi 10 Ton Beras Haji Halim, Kapolda Sumsel: Asli, Bukan Hoaks
"Enggak ada juga telur yang dijual sampai Rp 29.000. Saya sudah cek ke lapangan sama pak kabid, memang gak ada masalah. Beras bagus, dan telur juga sudah sesuai, termasuk barang-barang yang lainnya yang masuk BPNT," ucap Sri.
Diduga Ada Persaingan Bisnis
Sri menduga terjadi persaingan bisnis di kalangan supplier terkait adanya dugaan pemalsuan kualitas beras dari BPNT.
"Sepertinya ada ketidakpuasan, atau apalah dari yang menyuplai ke E-warung. Mungkin ada persaingan yang sebetulnya kita juga gak tahu seperti apa," ujarnya.
Ia mengatakan, terkait masalah E-warung mendapat pasokan bahan dari mana, sebetulnya hal ini juga tidak menjadi masalah, asalkan semua barang yang ada dalam program BPNT tersebut sesuai dengan ketentuan.
"Nah, masalah E-warung dapat dari mana, mau dari pasar, dari pedagang yang memiliki kualitas barangnya bagus, sebetulnya enggak masalah," kata Sri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
7 Sepatu Lari Murah 200 Ribuan untuk Pelajar: Olahraga Oke, buat Nongkrong Juga Kece
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
Terkini
-
Menyulut Kembali Spirit Sang Pelopor, Ratusan Warga NU Bogor Ziarah ke Maqbarah KH Abdurrahim Sanusi
-
Teknologi Canggih TNI Bersihkan Situ Bagendit: Selamatkan Aset Wisata dan Pertanian Garut
-
Kepala Dinas di Cianjur Korupsi Lampu Jalan Rp8,4 Miliar, Kursi Jabatan Kosong Akibat Bupati Berduka
-
4,6 Juta Data Warga Jabar Bocor? Hacker Klaim Kuasai Data Sensitif
-
Badai PHK Terjang Bogor, 4.000 Keluarga Terancam Akibat Guncangan Ekonomi Global