SuaraJabar.id - Sekitar 80 meter dari jalan provinsi ruas Waluran - Surade Kabupaten Sukabumi, terdapat sebuah bunker atau banginan pertahanan. Kini, bunker tersebut tengah diteliti oleh Tim Arkeologi Jawa Barat.
Bunker tersebut berada di Kampung Sukatani RT 12/03 Desa Sukamukti Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi. Bangunan bunker ini berada di lahan perkebunan milik warga.
Kondisi bunker memang sudah tidak utuh, bahkan tim peneliti bersama warga sempat menggali terlebih dahulu untuk melihat struktur bunker tersebut. Digali sedalam 1,75 meter hingga dasar pondasi.
Ketua Tim Peneliti Arkeologi Jawa Barat, Octaviadi mengatakan selama 2 hari ini, mereka melakukan penelitian bangunan-bangunan pertahanan di pesisir selatan Kabupaten Sukabumi, salah satunya yang ada bangunan pertahanan di Kecamatan Waluran ini.
"Di Waluran ini, terdapat sekitar 4 titik, ada di Pinang Jajar, di pesawahan, dekat rumah warga, dan di kebun. Tadi kami melakukan metode penggalian," jelasnya kepada sukabumiupdate.com-jejaring Suara.com, Selasa (21/9/2021).
Penggalian dilakukan karena bunker sudah tertimbun tanah, puing bangunan, serta tumbuhan. Lanjut Octaviadi, metode penggalian dipilih untuk bisa melihat bentuk tampilan bunker.
"Setelah kami menggambar, mencatat baik ukuran, dimensi, bentuk dasar atau denah bangunan maka kami timbun kembali," ungkapnya.
Untuk bunker di Kampung Sukatani, lanjut Octaviadi ukuran panjang 8 meter, lebar 5 meter, di dalamnya terbagi dua ruangan, besar dan kecil.
"Kondisinya sudah tidak utuh, padahal pada umumnya bunker ada atapnya, serta ada dindingnya, namun yang di Kampung Sukatani, diindikasikan dirusak," jelasnya.
Baca Juga: Disdik Jabar akan Bagikan Smartphone dan Laptop untuk Siswa dan Guru, Ini Cara Dapatkannya
Ia menjelaskan beberapa bunker di selatan Sukabumi sudah di survey oleh tim arkeologi mulai dari Ujunggenteng, Surade, Waluran, Kiaradua, serta Kecamatan Lengkong.
Hasil dari penelitian semua ini nanti diserahkan kepada pihak Pemda Kabupaten Sukabumi, dan Pemda lah yang akan menindaklanjuti hasil penelitian.
"Kami merekomendasi kepada Pemda, agar bunker - bunker yang jumlahnya banyak dan sebarannya saling berkaitan untuk dilestarikan, karena bisa menjadi edukasi, sumber pelajaran sejarah," pungkasnya.
Berita Terkait
-
5 Rekomendasi Drama China Misteri Baru 2025 untuk Temani Akhir Pekan
-
Bahas Aset Negara, Dedi Mulyadi Sambangi KPK
-
KDM Tegaskan Alih Fungsi Lahan Jadi Dalang Banjir di Bandung
-
Dedi Mulyadi Datang ke KPK: Ada Apa dengan Sungai dan Hutan Jabar?
-
Ada yang Cuma Puluhan! 9 Film Indonesia dengan Jumlah Penonton Terendah Sepanjang 2025
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras