Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Rabu, 20 Oktober 2021 | 09:17 WIB
Ketum PBNU Said Aqil Siradj temui Presiden Jokowi di Istana Negara bahas Muktamar NU di Lampung, Rabu (6/10/2021). [ANTARA]

SuaraJabar.id - Muktamar Nahdlatul Ulama atau NU bakal digelar di Lampung pada 23-25 Desember 2021. Namun sejumlah tokoh digadang-gadang bakal maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Tak terkecuali Ketua Umum PBNU saat ini KH Said Aqil Sirajd. Ia menyatakan siap kembali mencalonkan diri sebagai bakal calon ketua umum PBNU periode mendatang.

“Kalau diminta oleh para kiyai saya siap (mencalonkan diri),” kata KH Said Aqil Sirajd di Banda Aceh, Selasa (19/10/2021).

Ia mengatakan sejauh ini sudah ada para tokoh termasuk kiyai besar seperti Tuan Guru Turmudzi dari Lombok, Kiyai Muhtadi dari Banten, para kiyai dari Jawa Tengah, Jawa Timur termasuk Habib Luthfi juga meminta dirinya agar kembali mencalonkan diri.

Baca Juga: Terlibat Perampokan Mobil bersama Oknum Polisi, ASN Pemprov Lampung Ini Menyerahkan Diri

Bahkan salah satu ulama Aceh Teungku Nuruzzahri atau Waled NU juga meminta agar dirinya kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PBNU periode ke depan.

KH Said Aqil Sirajd mengatakan salah satu visi dan misi pencalonan dirinya ke depan sebagai calon Ketua Umum PBNU, yakni untuk meningkatkan kualitas kemandirian NU termasuk dalam budaya dan pendanaan.

Ia menyatakan NU harus mandiri secara finansial, tidak minta-minta, termasuk dalam pembangunan masjid, madrasah maupun pondok pesantren juga harus mandiri, dengan melibatkan kemandirian bersama ummat.

Misalnya, ada satu juta warga NU yang memberi sumbangan sehari Rp1 ribu dikali sebulan dan dikalikan satu tahun, maka berapa besar jumlah dana yang akan dimiliki NU dengan sumbangan tersebut, tuturnya.

“Jadi, kita ingin NU yang mandiri, terhindar dari aliran apa pun yang berbahaya seperti radikal, sekuler atau liberal,” katanya menegaskan.

Baca Juga: Waspada Pencurian Modus Mengaku Petugas PLN di Bandar Lampung

Menurutnya, dalam kepemimpinannya selama ini, NU tidak berpihak kepada aliran kiri dan aliran kanan (radikal, sekuler atau liberal). Akan tetapi, NU selalu menghormati jalan tengah, katanya.

NU tidak kanan dan tid kiri, selalu menghormati jalan tengah, kemandirian finansial, tidak minta-minta, masjid, madrasah, pesantren.

KH Said Aqil Siradj juga mengatakan selama 10 tahun memimpin NU, selama ini dirinya telah melakukan berbagai terobosan di antaranya seperti membangun 34 perguruan tinggi negeri tersebar di sejumlah daerah seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Lampung.

Kemudian di Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, serta sejumlah daerah lainnya termasuk di seluruh Pulau Jawa.

Kemudian ia juga selama kepemimpinannya di PBNU, KH Said Aqil Siradj juga telah banyak melahirkan ide dan gagasan termasuk mencetus lahirnya badan hukum NU, Undang-Undang Pesantren, Peringatan Hari Santri, pengkaderan NU melalui MKNU, hadirnya TVNU, portal islam terbesar yakni Nuonline, serta sejumlah prestasi lainnya, katanya menuturkan.

Load More