SuaraJabar.id - Sekitar 450 jiwa warga Kompleks Tipar Silih Asih, RW 13, Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dihantui bencana longsor dan tanah amblas. Apalagi ketika hujan deras turun.
Potensi bencana di wilayah tersebut muncul setelah adanya aktivitas blasting atau peledakan untuk menembus Gunung Bohong yang akan dijadikan trase Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KBB).
Aktivitas blasting yang dilakukan pada tunnel 11 itu membuat ratusan rumah warga mengalami kerusakan, dari mulai retak-retak pada dinding dan lantai.
Selain itu, aktivitas pembangunan mega proyek milik PT KCIC itu juga disebut warga sudah merusak struktur tanah.
"Kami ini dalam dua tahun terakhir was-was, apalagi kalau turun hujan. Takut longsor, tanah amblas," kata Ketua RW 13 Desa Laksamekar, Rudianto kepada Suara.com pada Jumat (22/10/2021).
Untuk berjaga-jaga dan antisipasi bencana yang tidak diinginkan, kata Rudi, warga kini melakukan ronda setiap malam secara bergiliran.
"Jadi kami ini ronda bukan hanya untuk keamanan, tapi sebagai antisipasi, bentuk kehati-hatian kami. Apalagi sekarang hujan terus," ujarnya.
Tak ingin terus dihantui ketakutan, warga pun mengadukan nasibnya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada September lalu. Mereka menyampaikan surat kepada Menteri LHKLHK Siti Nurbaya.
Surat itupun kemudian mendapat respon, utusan dari Siti Nurbaya meninjau rumah-rumah warga yang terdampak aktivitas blasting atau peledakan pada Jumat (22/10/2021).
Baca Juga: Kereta Cepat Jakarta-Bandung Pakai APBN, Partai Ummat Sebut Jokowi Pembohong
Mereka tiba di Kompleks Tipar Silih Asih sekitar pukul 10.00 WIB dan langsung mengkonfirmasi langsung kepada warga akibat dampak akibat ledakan dari proyek PT Kereta Cepat Indoensia China (KCIC) itu.
Setelah itu, tim dari KLHK melihat sejumlah rumah yang mengalami kerusakan seperti retakan pada dinding dan lantai akibat aktivitas blasting untuk menembus Gunung Bohong yang menjadi tunnel 11.
"Sebelumnya kita memang berkirim surat langsung ke kantor KLHK. Saat ngirim surat itu mereka bilang akan ada kunjungan, dan alhamdulillah direspon hari ini," ungkap Rudi.
Dirinya menjelaskan, warga RW 13 meminta pemerintah untuk melakukan kajian ulang mengenai kondisi pemukiman mereka setelah usai aktivitas blasting yang dilakukan sejak tahun 2019.
Menurut Rudianto, tercatat ada sekitar 340 kali ledakan dari pembuatan tunnel di Gunung Bohong.
Mereka ingin mengetahui apakah pemukiman yang ditinggali selama puluhan tahun itu aman atau tidak untuk ditinggali. Sebab, struktur tanah yang warga tinggali kini sangatlah mengkhawatirkan. Mereka khawatir sewaktu-waktu terjadi longsor atau tanah amblas.
"Kalau hasil kajiannya aman, ya kami senang. Dengan catatan tolong perbaiki rumah kami, kemudian bagaimana penguatan tanahnya. Kemudian kalau hasilnya tidak aman, bagaimana soulisnya," jelas Rudi.
Seperti diketahui, aktivitas peledakan untuk menebus Gunung Bohong itu dilakukan sejak tahun 2019 dan berdampak terhadap rumah-rumah warga di Kompleks Tipar Silih Asih.
Banyak rumah warga yang mengalami kerusakan berupa retakan pada dinding dan lantai.
Ada sekitar 166 Kepala Keluarga (KK) yang dihuni sekitar 450 jiwa. Mereka menghuni sekitar 120 rumah.
"Dari total jumlah itu, sekitar 80 persen terdampak. Minimal ada retakan pada dinding sama lantai," pungkas Rudi.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Meiki W Paendong mengatakan, selain berdampak terhadap rumah, ledakan untuk menembus Gunung Bohong yang akan digunakan sebagai trase KCJB itu juga berdampak terhadap struktur tanah yang dihuni warga.
"Struktur tanah sudah tak lagi memungkinkan untuk ditempati karena dikhawatirkan terjadi longsor. Apalagi saat ini sedang hujan," ujarnya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Berita Terkait
-
RI Targetkan Bebas Sampah di 2029, Larang Open Dumping dan Wajib Olah Limbah
-
PT KAI Tanggung Beban Kerugian Whoosh, Kunto Aji: Kanker dalam Badan
-
Kereta Cepat Rugi 1 Triliun! Ini Fakta-fakta Pahit Whoosh yang Bikin Geleng-geleng
-
Kunto Aji Sebut Kerugian Whoosh Kanker dalam Badan, PT KAI Menanggung Beban Berat
-
Curhat Whoosh Jadi Bom Waktu di DPR, Dirut KAI Langsung Ditemui Bos Danantara
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surga Tersembunyi Cianjur Hilang Ditelan Longsor, Curug Ngebul Ditutup Total
-
Apa yang Dicari Polisi di Kendaraan Korban Pembunuhan Satu Keluarga Indramayu?
-
Alarm Merah di Jantung Bogor: Cibinong, Pusat Pemerintahan, Jadi 'Ibu Kota' Prostitusi
-
The Dream Team Turun Gunung! Kluivert Siapkan Skuad Mengerikan Lawan Lebanon Malam Ini
-
Tragedi Subuh: Ruko Pecel Lele Terbakar Hebat, Dua Orang Ditemukan Tewas Terpanggang