SuaraJabar.id - Sebanyak 83 Kepala Keluarga (KK) dengan 356 jiwa warga Kota Cimahi masih bertahan di daerah transmigrasi di sejumlah wilayah. Mereka menjalani berbagai profesi di daerah rantau sesuai yang diprogramkan pemerintah.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Cimahi, Yanuar Taufik mengatakan, puluhan KK tersebut diberangkatkan melalui program transmigrasi sejak tahun 2007 hingga tahun 2013. Setelah itu, Kota Cimahi tak mengirimkan transmigran.
"Total itu ada 83 KK warga kita yang jadi transmigran. Terakhir kita memberangkatkan tahun 2013," kata Yanuar saat dihubungi Suara.com pada Sabtu (6/11/2021).
Dikatakan Yanuar, puluhan transmigran asal Kota Cimahi itu tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sulawesi Selatan sebanyak 30 KK, Kabupaten Buol Sulawesi Tengah ada 8 KK.
Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat sebanyak 18 KK, dan Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat sebanyak 17 KK. "Profesi yang dijalankan para transmigran ini diantaranya sebagai petani, pengusaha tambak lele, ada juga yang sukses sebagai pedagang," ungkap Yanuar.
Dirinya melanjutkan, sejak tahun 2013 sendiri pihaknya tidak lagi memberangkatkan transmigran asal Kota Cimahi. Namun pihaknya akan melakukan penjajakan kemungkinan dibuka kembali program tersebut untuk tahun depan.
Disnaker Kota Cimahi berencana mencari informasi mengenai potensi daerah ke Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemen PDTT). "Mau penjajakan dulu dilihat dulu potensinya. Kalau bagus baru kita ngirim," ucap Yanuar.
Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Disnaker Kota Cimahi, Jamila mengatakan, rata-rata warga Kota Cimahi yang sudah berangkat transmigrasi masih bertahan, karena mereka sudah nyaman dengan keadaan ekonomi di daerah perantauan.
"Dari sisi ekonomi kayaknya lebih nyaman disana, karena rata-rata yang dikirim sudah punya keahlian," ujarnya.
Transmigrasi merupakan berpindahnya warga secara sukarela ke Wilayah Pengembangan Transmigrasi (WPT) atau lokasi permukiman.
Pada umumnya, warga yang ikut transmigrasi itu yang keadaan sosial ekonominya lemah. Tapi mereka punya tekad dan semangat untuk meningkat kesejahteraannya.
Berita Terkait
-
Persib Bandung vs Dewa United, Jan Olde Riekerink Pede Targetkan Kemenangan
-
Marc Klok Sudah Tak Sabar Sambut Dewa United, Persib Incar Tiga Poin di GBLA
-
Tanpa 3 Pemain Andalan, Persib Bandung Tetap Targetkan Kemenangan atas Dewa United
-
3 Klub Super League yang Cocok Jadi Pelabuhan Baru Ivar Jenner
-
Persib Bandung vs Dewa United, Thom Haye Tak Sabar Rebut Poin Penuh di GBLA
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
3 Rekomendasi HP Murah Kualitas Bagus untuk Mahasiswa 2025: Spek Dewa, Harga Sahabat Kosan!
-
3 Laboratorium Rahasia Narkotika Beroperasi di Bogor dan Cimahi
-
Geger Penemuan Kerangka Manusia di Irigasi Karawang
-
Ego 3 Kades di Karawang Nyaris Gagalkan Proyek Banjir Vital! Dedi Mulyadi Turun Tangan, Ini Hasilnya
-
Keseimbangan Air di Tengah Industri: Tantangan, Riset, dan Upaya Konservasi