Scroll untuk membaca artikel
Lebrina Uneputty
Minggu, 07 November 2021 | 12:53 WIB
Siswa dan Guru SMPN 3 Saguling, Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat Tengah Membersihkan Material Lumpur Sisa Banjir Bandang Kemarin.[Ist]

SuaraJabar.id - Banjir bandang bercampur lumpur menerjang dua desa di Kecamatan Saguling, Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Sabtu (6/11/2021) sore. Rumah, sekolah hingga usaha warga pun terdampak bencana tersebut.

Di Desa Bojongheulang, Kecamatan Saguling, air dan lumpur menerjang puluhan rumah, sekolah dan jalan umum. Banjir bandang bercampur lumpur itu diduga akibat meluapnya Sungai Cikande saat hujan deras mengguyur.

Satu sekolah yang paling terdampak adalah SMPN 3 Saguling. Sejumlah ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah hingga labolatorium kini dipenuhi lumpur. Para guru dan siswa pun terpantau pada Minggu (7/11/2021) tengah bekerja bakti untuk membersihkan lumpur tersebut.

"Kejadiannya pas hari libur. Mudah-mudahan hari ini selesai dibersihkan supaya besok bisa sekolah. Makannya kita panggil karyawan, siswa kelas 3 untuk gotong royong," kata Nuryana, Guru SMPN 3 Saguling.

Menurut Nuryana, banjir bandang saat hujan deras hingga bercampur lumpur ini berasal dari bukit yang sudah gundul. Air yang sudah bercampur lumpur langsung masuk ke sekolah.

"Airnya membludak tanpa bisa diantisipasi, langsung masuk ke kantor (sekolah)," ucapnya.

Sementara di Desa Cikande, Kecamatan Saguling, puluhan rumah dan akses jalan dilaporkan terdampak banjir bandang yang disertai lumpur. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun aktivitas warga sempat lumpuh.
Banjir bandang di Desa Cikande itupun viral di media sosial.

Berdasarkan video yang beredar, air bercampur tanah dan batu itu terlihat merendam akses jalan dan rumah warga yang berada di Kampung Cileuleur, Desa Cikande. Penyebab banjir bercampur lumpur itu dikarenakan tanah labil dan saluran air meluap saat hujan deras.

Ada puluhan rumah warga di Desa Cikande yang terdampak banjir disertai lumpur. Bahkan ada rumah di antaranya mengalami kerusakan, seperti dinding rumah jebol. Selain itu, sejumlah unit sepeda motor dilaporkan hanyut.

"Kalau saya ada 7 kwintal pupuk subsidi gak bisa diselamatkan. Air banjirnya kan datang tiba-tiba," ujar Sumardi, pemilik toko pupuk di Desa Cikande.

Kepala Desa Cikande, Ruhiyat mengatakan, di wilayahnya ada sekitar 45 rumah yang terdampak akibat banjir yang bercampur dengan lumpur itu. Bahkan 1 unit rumah jebol setelah dihantam air dan lumpur.

"Rumah yang kena air ada 45 rumah. Jebol 1 yang lain kena air," katanya.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More