Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Sabtu, 13 November 2021 | 17:20 WIB
Wakil Ketua Keamanan Ponpes, Fakihul Anam, saat menjelaskan kronologi hilangnya santri yang berjumlah 3 orang. [HR Online]

SuaraJabar.id - Dua orang tua santri melaporkan anaknya hilang sejak 28 Oktober 2021. Mereka melaporkan kasus hilangnya anak mereka ke Polres Banjar, Jawa Barat.

Berita adanya santri yang hilang secara misterius itu sempat menjadi sorotan publik. Namun, kini misteri hilangya santri di Banjar tersebut telah terungkap.

Dikutip dari HR Online-jejaring Suara.com, santri yang sempat dilaporkan hilang tersebut ternyata sudah memiliki rencana keluar tanpa seizin pihak pesantren.

Hal itu terungkap saat sejumlah awak media mengkonfirmasi ke Ponpes Miftahul Huda Al Azhar pada Jumat (12/11/2021).

Baca Juga: Pameran Karya Seni Ponpes Al Fatah Jogja, Gebrakan Transpuan Melebur ke Masyarakat

Wakil Ketua Keamanan Ponpes, Fakihul Anam, menyebut awal mulanya ada 4 orang santri yang sudah berencana meninggalkan pondok tanpa seizin pengurus maupun keamanan.

Keempatnya tersebut adalah Dika Aprianto asal Bantarsari Cilacap, Zainur Iskandar dari Lakbok Ciamis, Hasan Abdullah dari Kebumen dan Rifki.

Mereka, kata Anam, meninggalkan Ponpes pada hari Kamis (28/11/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.

“Dari awal udah ada rencana 4 orang itu untuk kabur, karena sudah berbincang-bincang di kamar mau pergi ke Bantarsari rumahnya Dika Aprianto,” kata Fakihulanam, Jumat (12/11/2021).

Sebelum pergi, mereka menggunakan celana panjang dan menutupnya dengan kain sarung dan sebuah tas gendong yang berisikan pakaian ganti.

Baca Juga: 10 Makanan Khas Kalimantan Terenak: Bingka, Ketupat Kandangan, Hingga Gangan Humbut

Keempatnya pergi melewati sebuah gerbang kecil yang ada di belakang pesantren yang saat itu sedang tidak digembok.

“Saat mereka berhasil keluar, sarungnya mereka lepas dan pergi ke arah Dobo. Di sana mereka memperhatikan mobil dan menumpang gratis kendaraan yang menuju terminal Banjar,” ungkapnya.

Kemudian, setelah keempat dari mereka naik bus dan sampai ke Sidareja Cilacap pada malam hari sekitar pukul 19.30 WIB.

Mereka pun turun dan berjalan kaki lagi dengan jarak yang cukup jauh.

Lalu, mereka pun kembali berinisiatif memberhentikan mobil yang lewat, akan tetapi tidak ada yang berhenti.

Karena itu, 4 anak tersebut pun sempat berlari untuk mengejar mobil, namun salah satu dari mereka yang bernama Rifki terjatuh dan kakinya keseleo.

“Ketiga anak itu langsung menolong Rifki. Setelah berjalan beberapa meter, ada ibu-ibu yang sedang menyapu halamannya menawarkan untuk menginap dan pukul 07.00 WIB mereka berpamitan untuk melanjutkan perjalanan,” jelas Anam.

Saat menunggu bus datang, ketiga anak itu menyuruh Rifki pulang ke Banjar. Bahkan mereka bertiga memberinya uang untuk ongkos pulang.

Sehingga, setelah kejadian itu ketiganya rencananya melanjutkan perjalanan Jeruklegi Cilacap dan kemudian berakhir ke Tegal.

“Sekarang Rifki sudah ada di rumahnya kondisi dia masih sakit kaki karena keseleo. Kronologi itu kami dapat hasil keterangan Rifki,” ujarnya.

Ia pun membenarkan sebelumnya santri yang benama Zainur sempat kabur untuk bermain Play Station (PS), namun sehari kemudian pulang lagi ke pesantren.

Load More