Kesultanan Cirebon dimulai oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati perkembangan dan pertumbuhan pesat. Kemudian Sunan Gunung Jati diyakini sebagai pendiri dinasiti raja-raja Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten serta penyebar agama islam di Jawa Barat seperti Majalengka, Kuningan, Kawali (Galuh), Sunda Kelapa, dan Banten.
Fatahillah (1568-1570)
Selama Suanan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemegang kekuasaan kosong yang kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton, dan pemerintahan tersebut dijabat oleh Fatahil atau Fafillah Khan.
Sejak tahun 1568 Fatahillah naik takhata dan memerintah Cirebon secara resmi. Fatahillah menduduki takhta tersebut hanya berjalan dua tahun kerana pada tahun 1570 ia meninggal. Selang dua tahun dengan Suanan Gunung Jati dan dinamakan berdampingan di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.
Pada tahun 1570-1649 Penambahan Ratu I
Setelah wafatnya Fatahillah tidam ada calon lain yang layak menjadi raja, takhta kerajaan jatuh kepada Pangeran Emas putra tertua Pangeran Dipati Cirebon cucu Sunan Gunung Jati. Pangeran Emas kemudian bergelar Panembahan Ratu I dan memerintah Cirebon kurang lebih 79 tahun.
Panembahan Ratu II (1649-1677)
Pada tahun 1649 Panembahan Ratu I meninggal dunia, setelah itu pemerintahan Kesultanan Cirebon dilanjutkan oleh cucunya yaitu Pangeran Rasmi atau Pangeran Karim, karena ayahnya yaitu Pangeran Sedaging Gayam atau Panembahan Adinungkusumah meninggal lebih dulu. Pangeran Rasmi kemudian menggunakan gelar almarhum ayahnya, kemudian dikenal dengan Panembahan Gorila ya atau Panembahan Ratu II.
Pada masa pemerintahan Panembahan Girilaya terjepit antara dua kekuasan yaitu Kesultanan Banten dan Kesultanan Mataram. Banten merasa curiga karena Cirebon dianggap lebih mendekat ke Mataram ( Amangkurat I merupakan mertua Panembahan Girilaya). Mataram juga merasa curiga bahwa Cirebon tidak sungguh-sungguh mendekatkan diri, karena Panembahan Girilaya dan Sultan Agemg Tirtayasa dari Banten adalah keturunan Pajajaran. Hal ini memuncak saat panembahan Girilaya meninggal di Kartasura dan Pangeran Martawijaya dan Pangeran Kartawijaya ditahan di Mataram.
Baca Juga: Polres Jakpus Masih Buru Satu Bandar Narkoba Penabrak Polisi di Cirebon
Masa Kolonial dan kemerdekaan
Sesudah kejadian tersebut, semakin surutlah peranan dari keraton-keraton Kesultanan Cirebon di wilayah kekuasaannya karena pemerintah Kolonial Belanda semakin dalam ikut campur dalam mengatur Cirebon.
Puncaknya pada tahun 1905 dan 1926, dimana kekuasaan pemerintah disanakan Sebagai Gemeentr Cheirebon.
Pada masa kemerdekaan, wilayah kesultanan Cirebon menjadi bagian yang tidak terpisahkan Dari NKRI. Secara umum wilayah kesultanan Cirebon tercakul dalam Kota Cirebon san Kabupaten Cirebon yang secara adminitraf dipimpin oleh pejabat pemerintah Indonesia yaitu walikota dan bupati.
Setelah masa kesultanan Cirebon dipimpin oleh pejabat pemerintah Indonesia. Kini kita akan membahas tentang daftar kepala daerah Kabupaten Cirebon.
- R. Sinuk (Muchamad) 1800-1808
- R. Ngabei Suradiningrat 1808 -1828
- Kanjeng Kyai R. Adipati Baudenda Suradiningrat 1828-1843
- R. Tumenggung Baudenda Suradiningrat 1843 -1847
- R. Adipati Surya Dirja 1847-1877
- R. Adipati Suraadiningrat 1877-1902
- R. Adipati Salmon Salam Suryadiningrat 1902 -1918
- R.M. Panji Aryiodinoto 1920-1927
- R.Tg. Suriadi (Aria, Adipati, Pangeran) 1928-1942
- M. Sewaka 1942-1943
- M. Oemar Said 1943-1945
- Mr. R. Ma'mun Sumadipraja 1945 -1947
- R. Sidik Baratadirdja 1947-1950
- R. Mochamad Michrad 1950 -1951
- M. Radi Martadinata 1951-1954
- R. Moestofa Soerjadi 1954-1956
- R. Djoko Sa'id Prawiro Widjojo 1956 -1957 sebagai PJ Bupati
- R. Sulaeman Tanudiradja dan Machbub Badjurie 1957-1958 sebagai Kepala Daerah
- R. Kamar Suriawidjaya 1958 -1960 sebagai Pj. Bupati Cirebon
- R. Harum Zainal Abidin 1960 -1965
- R. Soemitro 1965 -1966 sebagau Pj. Bupati Kepala Daerah Cirebon
- Kol. Inf. H. R. Anwar Soetisna 1966 -1973
- Kol. Inf. Hasan Soegandhi 1973 -1978
- Drs. H. Mr. Gunawan Bratasasmita 1978-1983
- Kol. Caj. H. Memed Tohir 1983-1988
- Kol. Art. H. Suwendho 1988-1993
- Kol. Kav. H. Rachmat Djoehana 1993-1998
- H. Sutisna, S.H 1998 -2003
- Drs. H. Dedi Supardi, M.M. 2003- 10 Desember 2008 Periode Pertama
- Drs. H. Dedi Supardi, M.M. 10 Desember 2008- 10 Desember 2013 Periode Kedua
- Drs. H. Dudung Mulyana, M.Si 10 Desember 2013-8 Januari 2014 ,Sekda Kabupaten Cirebon yang ditunjuk jadi Plt. Bupati Cirebon[1]
- Drs. H. Daud Achmad 8 Januari 2014-19 Maret 2014
- Drs. H. Sunjaya Purwadi Sastra, M.M., M.Si. 19 Maret 2014-Sekarang
Ciri khas Ceribon adalah Cirebon dijuluki sebagai kota udang dan kota wali. Cirebon ini memiliki banyak makanan dan minuman khas selain itu Cirebon juga memiliki banyak tempat peninggalan sejarah seperti keraton kesepuhan, keraton Kanoman, keraton kacirebonan, dan tari topeng Cirebon dan Goa Sunyaragi.
Tag
Berita Terkait
-
Pantai-Pantai Menawan di Selatan Jawa Barat, Surga Tersembunyi yang Wajib Dijelajahi
-
Standar Dapur MBG Ditingkatkan, Insentif Fasilitas Harian Rp 6 Juta Kini Bisa Dioptimalkan
-
Banjir Rendam Kabupaten Bandung, 14 Kecamatan Terdampak
-
Bahas Poligami, Ustaz Riza Muhammad: Menikah dengan Satu Istri Lebih Baik
-
KPK Periksa Ridwan Kamil Hari Ini Terkait Dugaan Korupsi Dana Iklan Bank BJB
Terpopuler
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 8 Bedak Translucent untuk Usia 50-an, Wajah Jadi Flawless dan Natural
- Sepatu On Cloud Ori Berapa Harganya? Cek 5 Rekomendasi Paling Empuk buat Harian
- 6 Sabun Cuci Muka dengan Kolagen agar Kulit Tetap Kenyal dan Awet Muda
- Pemain Keturunan Jerman Ogah Kembali ke Indonesia, Bongkar 2 Faktor
Pilihan
-
Klaim Listrik di Aceh Pulih 93 Persen, PLN Minta Maaf: Kami Sampaikan Informasi Tidak Akurat!
-
TikTok Hadirkan Fitur Shared Feed untuk Tingkatkan Interaksi Pengguna
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun, Cabai Turun setelah Berhari-hari Melonjak
-
Hasil SEA Games 2025: Mutiara Ayu Pahlawan, Indonesia Siap Hajar Thailand di Final
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
Terkini
-
Bootcamp Data Analyst Dibimbing.id: Saat Karier Stagnan, Inilah Jalan Pintas Menuju Peluang Baru
-
Pria Tanpa Identitas Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Otista Bandung, Ada Luka Tusuk
-
Transaksi Tembus hingga Rp1.440 Triliun, AgenBRILink Jadi Jantung Keuangan Rakyat di Desa
-
Tertipu Rayuan Maut Orang Dalam, 10 Pencari Kerja di Bekasi Gigit Jari Uang Melayang
-
Beli Sembako Harus Pakai Perahu, Warga Eretan Wetan Menyerah pada Laut: Kami Mau Pindah