Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Jum'at, 03 Desember 2021 | 17:37 WIB
ILUSTRASI - Pekerja mengoperasikan alat berat untuk menyelesaikan lintasan pada proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung di Lembah Teratai, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (8/8/2021). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

SuaraJabar.id - Warga Kompleks Lembah Teratai, Desa Gadobangkong, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) mendesak forum RW setempat segera mendistribusikan uang kompensasi sebesar Rp 90 juta.

Padahal uang yang sudah diserahkan PT Kereta Cepat Indonesia China atau PT KCIC sebagai kompensasi dari dampak pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCB) sudah diserahkan kepada forum RW kompleks Lembah Teratai itu telah diberikan sejak tahun 2020.

Namun sampai sekarang belum juga didistribusikan ke warga dengan alasan yang tidak jelas sehingga membuat warga resah. Warga pun kompak mempertanyakan alasan belum didistribusikan nya uang tersebut.

"Warga banyak yang mempertanyakan kapan kompensasi kebisingan dan debu imbas proyek kereta cepat dari PT KCIC itu akan distribusikan oleh forum RW, karena sudah lama diserahkan dari KCIC. Nilainya Rp 90 juta," sebut Warga Kompleks Lembah Teratai RT 4/12, Iin (68) kepada wartawan, Jumat (3/12/2021).

Dirinya mengungkapkan, aspirasi warga juga sudah disampaikan dan pembahasan rapat antara warga dan forum RW Lembah Teratai sudah berkali-kali dilakukan.

Namun belum juga ada kejelasan kapan uang kompensasi itu diserahkan ke warga.

Tim perumus perwakilan setiap RT meminta agar kompensasi segera diberikan karena itu hak warga.

Pada rapat terakhir 26 September 2021, lanjut dia, kompensasi itu sedang dihitung persentasenya.

Bagi RT 1 dan 2 masing-masing sebesar 20 persen, sementara RT 2 dan 4 yang paling terdampak dapat 30 persen setiap RT-nya. Hanya masih dibahas apakah kompensasi itu termasuk untuk pihak developer atau tidak, sebab ada lahan developer yang belum dibebaskan.

"Di sini ada sekitar 200 KK di empat RT, tapi memang yang paling terdampak adalah RT 2 dan 4. Warga inginnya kompensasi segera dibagikan dan persoalan ini cepat diselesaikan secara kekeluargaan," terangnya.

Warga RT 4/12 lainnya, Iim (49) berharap, agar kompensasi itu bisa secepatnya diserahkan ke warga. Apalagi dirinya dan banyak warga lain di Lembah Teratai terdampak COVID-19 sehingga secara ekonomi sangat terpukul.

Selama ini pun, meski rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari proyek kereta cepat, tapi sama sekali tidak pernah mendapat kompensasi apapun.

"Tidak semua warga di sini mampu, saya juga terkena PHK tahun lalu akibat COVID-19. Makanya mau berapa pun kompensasi, besar atau kecil, sangat membantu buat saya, tolong segera berikan ke warga," harapnya.

Perwakilan Developer Kompleks Lembah Teratai, Krisnawan Lubis mengaku sudah mendengar soal adanya kompensasi dari PT KCIC yang belum diserahkan ke warga.

Pasalnya banyak warga yang mengadukan hal tersebut. Pihaknya juga merasa dilangkahi oleh forum RW yang tidak ada komunikasi ke developer yang masih punya tanggung jawab untuk melindungi warga.

Selaku developer, pihaknya juga merasa dirugikan oleh forum RW yang mengklaim mewakili warga dan developer. Pasalnya ada lahan miliknya sebanyak 8 kavling yang belum dibebaskan dan saat ini masih disewa dengan nilai Rp 250 juta per tahun.

"Uang sewa itu juga baru terealisasi di tahun 2021, sementara tahun 2020 saya tidak tahu kemana uang sewanya. Makanya kami sedang pantau ini persoalannya dimana, karena forum yang mengatasnamakan warga itu, kami tidak tahu itu siapa," terangnya.

Sementara ketika hal ini coba dikonfirmasikan kepada salah seorang pengurus forum RW kompleks Lembah Teratai di kediamannya, yang bersangkutan menolak diwawancara dan memberikan keterangan dengan alasan sedang sibuk.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More