SuaraJabar.id - Harga sejumlah komoditas bahan pokok mulai merangkak naik jelang Natal dan Tahun Baru 2022.
Di pasar tradisional Kota Banjar misalnya, harga cabai dan sayuran terpantau bergerak naik.
Adapun kebutuhan pokok sehari-hari yang mulai bergerak naik, seperti sayur dan aneka macam cabai.
Bahkan, harga untuk cabai rawit merah untuk tingkat eceran naik tinggi. Para pedagang pasar Banjar menjual cabai rawit merah hingga mendekati Rp 70 ribu per kilogram.
Salah seorang pedagang aneka sayuran di pasar Banjar, Nana (30) mengatakan, sudah hampir satu minggu ini harga sejumlah bahan pokok jenis cabai dan sayuran mulai naik.
Terutama untuk cabai rawit merah naiknya cukup signifikan. Jenis cabai ini naik Rp 10 ribu dari sebelumnya Rp 50 ribu per kilogram. Bahkan, sekarang merangkak naik menjadi Rp 65 ribu per kilogramnya.
Kemudian untuk harga cabai merah jumbo atau lokal, juga ikut pedas harganya menjadi Rp 70 per kilogram. Lalu, cabai merah keriting Rp 40 ribu, dan cabai hijau keriting Rp 25 ribu per kilogram.
“Sekarang cabai rawit merah lagi tinggi. Tiga hari yang lalu itu masih Rp 50 ribu,” kata Nana, Senin (6/11/2021).
“Sekarang satu ons saya jual Rp 7 ribu, kalau satu kilo Rp 65 ribu. Naiknya sekitar 15 ribuan,” imbuhnya.
Baca Juga: 20 Ucapan Natal untuk Kekasih, Bagikan kepada Orang Tercinta!
Selain cabai, harga kebutuhan pokok seperti sayur terong, bawang daun dan bawang merah, kentang dan telur ayam ras, juga ikut merangkak naik.
Nana menyebutkan, untuk harga terong ungu Rp 10 ribu, bawang daun Rp 17 ribu dan bawang merah Rp 20 ribu per kilogram.
Termasuk harga minyak goreng curah juga masih tinggi, yaitu Rp 19 ribu per kilogram.
“Harga sejumlah bahan pokok hampir semuanya naik. Terong aja biasanya Rp 5 ribu, sekarang jadi Rp 10 ribu,” jelasnya.
Naiknya sejumlah kebutuhan pokok tersebut, menurutnya karena dipicu oleh faktor cuaca yang saat ini memasuki musim penghujan. Sehingga, mempengaruhi stok dan kualitas barang.
Namun begitu, kata Nana, untuk kondisi pasar sendiri saat ini belum begitu stabil, karena jika melihat dari hasil omzet penjualan hampir rata-rata menurun.
Berita Terkait
-
Jelang Nataru, Menhub Dudy Bahas Kebijakan dan Strategi Angkutan Udara Bersama Maskapai
-
Usung Tema Natal, Netflix Tengah Siapkan Film A Dog's Perfect Christmas
-
Bobby Nasution: Intervensi Harga Cabai Merah Semata-mata untuk Kepentingan Masyarakat
-
Menkeu Purbaya Beri Diskon PPN 6 Persen untuk Tiket Pesawat Domestik Kelas Ekonomi
-
Pemerintah Siapkan 'Kado' Nataru, Stimulus Ekonomi ke-3 Siap Guyur Tiket Murah hingga PPN
Terpopuler
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
- 8 Mobil Kecil Bekas Terkenal Irit BBM dan Nyaman, Terbaik buat Harian
- 7 Rekomendasi Parfum Lokal Aroma Citrus yang Segar, Tahan Lama dan Anti Bau Keringat
- 5 Rekomendasi Moisturizer Korea untuk Mencerahkan Wajah, Bisa Bantu Atasi Flek Hitam
Pilihan
-
Berapa Gaji Zinedine Zidane Jika Latih Timnas Indonesia?
-
Breaking News! Bahrain Batalkan Uji Coba Hadapi Timnas Indonesia U-22
-
James Riady Tegaskan Tanah Jusuf Kalla Bukan Milik Lippo, Tapi..
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
Terkini
-
Kesaksian Mengerikan Saksi Penemuan Mayat Pria di Tol Jagorawi KM 30 Citeureup Bogor
-
Jalur Lintas Selatan Garut Lumpuh Total: Longsor Besar Tutup Jalan Pakenjeng-Bungbulang
-
Festival Tahunan SHINsational Day 2025, Hadirkan Kuliner, Musik dan Budaya Korea
-
Jembatan Putus Total! Akses Warga Terisolir di Sukabumi Selatan Setelah Banjir Bandang Menerjang
-
Bocimi dan Parungkuda Kritis! Ini Peta Rawan Macet Nataru 2026 yang Diantisipasi Kemenhub