SuaraJabar.id - Kualitaseras Bantuan Pangan Non Tunai atau BPNT kembali dikeluhkan warga. Kali ini, warga Ciamis, Jawa barat mengeluhkan beras BNPT yang mereka terima berbau tak sedap sehingga tak layak konsumsi.
Beras BPNT tak layak konsumsi tersebut diterima Warga Dusun Sukajaya, RT 25, RW 7, Desa Margamulya, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis.
Asep Dani (50) yang merupakan KPM BPNT dari Desa Margamulya mengatakan, beras bantuan yang diterima pada bulan Desember sebanyak dua karung. Namun kondisinya bau dan tidak layak konsumsi.
“Dari hasil masaknya itu jadi keras, dimasak dikurangi air hasilnya jadi keras. Kalau dimasak dibanyakin airnya jadi lembut banget kayak bubur,” katanya, Rabu (6/1/2022).
Asep melanjutkan, meskipun beras tersebut bau, ia tetap mencoba untuk memasaknya. Namun nasinya tetap bau sehingga tidak bisa dimakan.
“Aromanya bau, kalau istilahnya agak keras sih nggak apa-apa. Cara masaknya juga tidak seperti masak nasi biasa, tapi ini meskipun udah dimasak rasanya dan baunya itu udah gak enak. Udah nyoba dimasak juga rasanya lain,” jelasnya.
Meskipun begitu, Asep mengakui bantuan beras BPNT sebelumnya bagus dan layak konsumsi.
“Saya tidak mengada-ngada, ada bantuan yang bagus yang ada mereknya itu sebelumnya. Sementara yang ini jelek. Selain bau, nasinya juga kalau dimasak kering,” tegasnya.
Karena tak layak konsumsi, 11 KPM BPNT di RT tersebut berinisiatif mengumpulkan beras BPNT di rumah ketua RT.
Baca Juga: Pemkot Latih Ratusan Warga Jadi Sopir Profesional
“Dapatnya kacang tanah 1 kilo, beras 2 karung, telur 1 kilo, dan apel ada 6 biji,” terangnya.
Bantuan tersebut, lanjut Asep, sudah ditentukan dari e-waroeng. Sebagai KPM penerima bantuan BPNT, ia tidak bisa memilih.
“Kita nggak tahu uangnya berapa, langsung dipaket barangnya gak ada informasi apa-apa. Masyarakat nggak nawar sedikasihnya aja,” katanya.
Asep menyesalkan bantuan yang diterimanya tidak layak konsumsi, padahal ia merasa berhak mendapatkan bantuan yang lebih layak.
“Saya yang layak menerima bantuan, ternyata bantuannya malah gak layak. Udah diheler lagi berasnya juga tapi tetap aja baunya masih ada, ketika dimasak juga ledok (lembek),” tandasnya.
Tag
Berita Terkait
-
Keracunan MBG di Lembang, 201 Siswa dan Guru Dirawat
-
Tari Kolosal Jaipong Warnai Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Ciamis
-
Promo Superindo Hari Ini: Panduan Lengkap Belanja Hemat 27-30 Oktober 2025
-
Tinggi Gula, Mendagri Tito Ajak Masyarakat Tinggalkan Konsumsi Beras: Saya Sudah Lakukan
-
Datangi Pabrik Aqua Lagi, Dedi Mulyadi Ungkap Sumber Airnya yang Tak Sesuai Iklan
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
-
Menkeu Purbaya Pamer Topi '8%' Sambil Lempar Bola Panas: Target Presiden, Bukan Saya!
Terkini
-
Hemat Anggaran di Tengah Pemangkasan Dana Transfer, DPRD Jabar Terapkan WFH Setiap Kamis
-
Survei Cawapres IndexPolitica: Menkeu Purbaya Tiba-tiba di Peringkat 1, Salip Dedi Mulyadi
-
Misteri Busa Awan Hitam Selimuti Subang, Dedi Mulyadi Minta Tim Gabungan Cek
-
Buntut Viral 'Tenda Biru' Google Maps di Halimun Salak, Menhut Raja Juli Tebar Ancaman
-
Buntut Viral 'Tenda Biru' Google Maps di Halimun Salak, Menhut Raja Juli Tebar Ancaman