Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 06 Januari 2022 | 17:19 WIB
Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis. [Foto: Ayu Lestari/ TIMES Indonesia]

SuaraJabar.id - Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis mengatakan dirinya setuju pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen digelar kembali.

Namun kata Nashrudin, ia tak ingin PTM 100 persen justru memicu penambahan kasus baru COVID-19.

Untuk itu, Wali Kota Cirebon meminta kepada Dinas Pendidikan dan pihak sekolah untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat saat pelaksanaan PTTM.

"Silakan, saya setuju belajar tatap muka langsung, namun dipersiapkan antisipasinya, jangan sampai tatap muka dilaksanakan ada peningkatan kasus," kata Azis di Cirebon, Kamis (6/1/2022) dikutip dari Antara.

Baca Juga: Senin Depan, Batam Terapkan PTM 100 Persen

Azis mengatakan dalam pembelajaran tatap muka 100 persen yang terpenting, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cirebon dan pihak sekolah harus menyiapkan pola-pola dalam mencegah kemungkinan berkembangnya COVID-19.

Untuk itu perlu dirumuskan secara matang dan dibutuhkan simulasi, bagaimana ketika siswa berangkat, belajar, hingga kepulangannya.

"Supaya semuanya tercapai dengan aman pembelajaran tatap muka di Kota Cirebon, dan tentunya protokol kesehatan harus tetap diperketat," tuturnya.

Azis mengaku sangat setuju apabila PTM dengan kapasitas 100 persen di Kota Cirebon, diberlakukan, karena sudah saatnya pembelajaran tatap muka dilakukan di Kota Cirebon.

"Saya setuju, karena memang sudah saatnya kita kembali belajar tatap muka. Sebab belajar tatap muka ini banyak sekali keunggulannya dibanding belajar di rumah," katanya.

Baca Juga: Penjualan Seragam Sekolah di Bandung Masih Sepi Jelang PTM 100 Persen

Sementara Analis Peserta Didik Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Cirebon Ade Cahyaningsih mengatakan PTM 100 persen di Kota Cirebon, baru akan diikuti oleh siswa sekolah menengah pertama (SMP) mengingat siswa SD atau usai 6-11 tahun baru dilakukan vaksinasi.

"PTM 100 persen di Kota Cirebon baru diterapkan pada siswa SLTP," katanya.

Menurutnya penerapan untuk siswa SLTP itu dikarenakan rerata mereka sudah menjalani vaksin COVID-19. Bahkan dari data Satgas Penanganan COVID-19 cakupan vaksinasi bagi remaja atau usia 12-17 tahun telah mencapai 100 persen.

Sementara untuk siswa sekolah dasar (SD) menunggu vaksinasi COVID-19. Sampai vaksinasi usia 6-11 tahun tercapai maksimal, karena sampai saat ini pelaksanaan vaksinasi anak tengah berjalan.

Load More