Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Kamis, 10 Februari 2022 | 17:06 WIB
Bangunan kayu ukuran 2.5 X 3 meter di Kampung Pasirbitung RT 029/05, Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi yang pernah dipakai untuk mengurung mantan TKW yang mengalami Depresi. Keluarga beralasan, wanita itu mengalami depresi dan kerap mengamuk. [Sukabumiupdate.com/Istimewa]

SuaraJabar.id - Seorang mantan tenaga kerja wanita atau TKW asal Sukabumi berinisial WW sempay dikurung selama dua bulan lebih oleh keluarganya di sebuah bangunan kayu. Ia pun terpaksa menjalani seluruh aktivitas termasuk makan dan BAB di ruangan berukuran 2,5 x 3 meter tersebut.

WW merupakan warga Kampung Pasirbitung, Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. Ia sudah empat kali berangkat ke Arab Saudi untuk mengadu nasib menjadi TKW.

Keluarganya mengaku terpaksa mengurung Wiwin dengan alasan Wiwin kerap mengamuk. Wiwin sendiri diduga mengalami gangguan kejiwaan depresi.

Beruntung, WW akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor pada Rabu (5/1/2022).

Baca Juga: Sukabumi PPKM Level 2, Ganjil Genap Diterapkan untuk Tekan Penyebaran Covid-19

Camat Purabaya, Mulyadi mengatakan WW dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Marzoeki Mahdi Bogor diantar tim Puskesmas Purabaya, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan atau TKSK Purabaya, Satpol PP Purabaya, Pemerintah Desa Purabaya, dan pihak keluarga.

Kekinian, Camat Purabaya, Mulyadi menyatakan, WW dirawat di Phala Martha sejak 25 Januari 2022.

"Kondisinya membaik, sering ikut berbagai kegiatan,” kata Mulyadi kepada Sukabumiupdate.com--jejaring Suara.com, Kamis (10/2/2022).

Menurut Mulyadi, WW dapat dirawat di tempat yang lebih layak setelah pihak kecamatan dan puskesmas terus menerus membujuk keluarga.

Sebab karena depresi dan kerap mengamuk, keluarganya lantas mengurung WW di dalam bangunan kayu yang dibangun di depan rumah orang tuanya di Desa Purabaya, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga: Palabuhanratu Sukabumi Diterjang Angin Kencang, Sejumlah Rumah Warga Porak Poranda

Selain itu, pihak keluarga enggan membawa WW untuk berobat ke rumah sakit dan lebih memilih pengobatan alternatif.

Setelah terus menerus dibujuk, keluarga WW pun luluh.

"Pada akhirnya kami berhasil meyakinkan pihak keluarga untuk dirawat di RS dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor sejak 5 Januari dan langsung dibawa ke Phala Martha," jelas Mulyadi.

Load More