Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Jum'at, 24 Juni 2022 | 09:11 WIB
Potret pelajar di Kampung Cipiit RT 04 /06 Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, harus menyeberangi Sungai Citalahab saat berangkat ke sekolah (Sukabumi Update.com)

SuaraJabar.id - Demi bisa pergi ke sekolah untuk mendapat ilmu, sejumlah pelajar SD dan MTS di Kampung Cipiit RT 04 /06 Desa Bojongsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi tiap harinya harus bertarung nyawa.

Bagaimana tidak, para pelajar ini untuk bisa sampai ke sekolah harus menyebrangi Sungai Citalahab dengan hanya seutas tali tambang.

Pemandangan miris ini menurut Ketua Karang Taruna Nyalindung Mulya MP (31 tahun) dilakukan 13 anak SD dan 2 pelajar MTS di wilayahnya tersebut.

Para pelajar ini seberangi sungai untuk bisa sampai ke SDN Tanggeng Desa Bojongsari dan MTs Lingkungan Hidup di Desa Sukamaju, Kecamatan Nyalindung.

Baca Juga: Perjuangan hingga Bertaruh Nyawa Warga Maharashtra, India Demi Seember Air

Dikatakan oleh Mulya mengutip dari Sukabumiupdate--jaringan Suara.com, dulu di wilayahnya ada jembatan kayu akan tetapi enam bulan lalu, jembatan tersebut hanyut terbawa banjir.

Karean tak ada akses lain menuju ke sekolah mereka, para pelajar ini pun mau tak mau tiap harinya seberangi sungai dengan seutas tali tambang sepanjang 20 meter.

Menurut Mulya, jika arus sungai besar, para orang tua akan menggendong anak-anaknya untuk seberangi sungai.

"Kalau airnya besar, mereka digendong orang tuanya. Kalau airnya surut, mereka menyeberang dengan bantuan tali tambang sebagai pegangan," ucapnya.

Jika ada banjir, para anak-anak ini terpaksa tidak bersekolah. Dikatakan Mulya, bahwa ada niat kembali jembatan penghubung namun sampai saat ini belum terlaksana.

Baca Juga: Pelajar di Tana Toraja Setiap Hari Bertaruh Nyawa Menyeberangi Jembatan Gantung Rusak

Load More