SuaraJabar.id - Ribuan sapi perah di Pangalengan, Kabupaten Bandung, diketahui masih terjangkit Penyakit Mulut dan Kaki (PMK). Sejak pertengahan Mei 2022 lalu, penularan PMK disana tercatat tembus 5.605 kasus. Jumlah ril di kandang diperkirakan jauh lebih membengkak.
Ketua Satgas Penanggulangan PMK Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Asep Rahmat menyampaikan, dari kasus sebanyak itu tercatat 179 sapi mati di kandang dan 205 sapi mesti dipotong paksa.
Hingga tanggal 30 Juni 2022 lalu, menurut laporannya, ada 2.046 sapi perah termasuk pedet atau anak sapi yang masih sakit. Sementara, 3.175 sapi lainnya terpantau membaik.
"PMK ini kan virus jadi tidak bisa disembuhkan dengan obat-obatan. Obat-obatan hanya menghilangkan gejala saja, seperti demam dan nyeri. Sapi sakit diberi antinyeri, ditambah vitamin. Beberapa yang dehidrasi langsung diinfus," katanya saat dihubungi, Sabtu (2/7/2022).
Baca Juga: Penjelasan Dokter Hewan soal Mengosumsi Daging Terinfeksi PMK
Secara keseluruhan, diperkirakan ada sekitar 14 ribu sapi perah milik para anggota KPBS Pangalengan. Sebanyak 4.200 sapi kini sudah divaksin PMK. Vaksin dari pemerintah diketahui baru tiba di Pangalengan pada 20 Juni 2022 lalu. Sementara, kasus pertama di Pangalengan diketahui pada 17 Mei 2022.
Selain kematian ternak, PMK yang mewabah mengakibatkan kerugian pada produksi susu. Pada waktu normal, KPBS Pangalengan disebut bisa memproduksi 100 ton susu sapi dalam sehari. Semenjak PMK, produksinya anjlok hingga 30-50 persen.
"(KPBS) sampai jual tangki susu, karena susu yang mau diangkut juga sudah berkurang. Daripada mobilnya pada parkir di garasi, mending dijual saja buat nutupin biaya operasional," akunya.
Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akhirnya menetapkan Status Keadaan Tertentu Darurat PMK, tertuang dalam Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 47 Tahun 2022.
Menanggapi itu, Asep menyambut baik, meski menurutnya penetapan status darurat itu dirasa terlambat.
Baca Juga: 55 Ekor Sapi Terjangkit PMK di Bali Dimusnahkan, Bagaimana Nasib Para Peternak?
"Kita menunggu sejak awal supaya ditetapkan sebagai wabah di Kabupaten Bandung atau secara nasional karena kasus sudah meliputi banyak provinsi. Lambat ini penetapan wabahnya oleh pemerintah," katanya.
Asep sebelumnya berharap bahwa penetapan status tersebut bisa lebih dini mengingat penularan PMK yang sangat masif. Dengan begitu, penanggulangan dan pencegahan kasus PMK diyakini bisa lebih gancang, apalagi disokong anggaran khusus.
Sejak awal, ia mengaku sudah mendorong Pemkab Bandung untuk mendesak Pemprov Jabar agar turut menetapkan status darurat, tak menunggu kasus membengkak dahulu.
"Jawa Timur begitu ada kasus sudah menyatakan wabah. Jawa Tengah dan Jawa Barat ini lambat, tidak tahu pertimbangannya apa, yang jelas ditunda-tunda gitu sementara sapi sakit tambah banyak, terutama kerugian ekonomi bagi peternak ini sangat berat," katanya.
"Sekarang bersyukur walaupun terlambat. Sudah banyak yang sakit baru dikerjakan, kurang tanggap dari awal, sudah mau selesai baru darurat. Tidak tahu salah siapa," katanya.
Kontributor : M Dikdik RA
Berita Terkait
-
Menkop Budi Arie Sebut Koperasi Siap Serap Susu Produksi Lokal Untuk Makan Bergizi Gratis
-
Ancaman Bom di Wisuda Unpar Bandung, 100 Polisi Berjaga Ketat!
-
Kecelakaan di Tol Cipularang KM 92 Diduga Akibat Rem Truk Blong, Polisi Lagi Data Jumlah Korban
-
Viral Video Susu Sapi Terbuang, Wakil Ketua DPR: Pemerintah Tolong Prioritaskan Peternak Lokal
-
Lucky Hakim Sebut Indramayu Daerah Termiskin & Bupatinya Terkaya di Jabar, Cek Faktanya
Tag
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bau Badan Rayyanza Sepulang Sekolah Jadi Perbincangan, Dicurigai Beraroma Telur
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Miris! Pelajar SMA Cianjur Jadi Kurir Narkoba Internasional, Raup Untung Puluhan Juta
-
Lari Sambil Donasi, OPPO Run 2024 Kumpulkan Dana untuk Pemberdayaan Disabilitas
-
Sikap Politik PWNU di Pilkada Jabar: Gubernur Terpilih Wajib Kuatkan Persatuan Umat
-
Dapat Bonus Logam Mulia 1 Gram, Yuk Ikuti KPR BRI Property Expo 2024
-
Apakah Samsung A35 Tahan Air dan Spesifikasinya