Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan | Sekar Anindyah Lamase
Sabtu, 06 Agustus 2022 | 14:08 WIB
ilustrasi kekerasan. [ema rohimah / suarajogja.id]

Kebanyakan dari mereka, mengaku ikut kesal dan tak setuju dengan pernyataan ibu-ibu tersebut.

"Berarti yang ngomong kayak gitu pukulan adalah makanan sehari-hari mereka. Kasihan ya sampai pola pikirnya seperti itu. Mereka menganggap diri mereka sudah tidak ada harganya," tulis @crw***.

"Pisah aja kak kalau udah pasangan main tangan. Itu bukan khilaf. itu penyakit," ungkap @retno***.

"Waduh itu ibu-ibu dipukulin juga nggak sih sama suaminya? Apa ibu-ibunya penyuka BD**?" imbuh @syifa***.

Baca Juga: Cegah KDRT Warganya, Pemkot Jogja Siapkan Aplikasi Sila Eling

"Daerah mana nih? ko warganya gob**," komentar @mifta***.

"KDRT nggak usah ditanya selain tindak kriminal di agama juga dilarang. Gue taboki pertanyaan gobl*k," timpal @amel***.

Saat artikel ini disusun, unggahan telah mendapatkan ratusan tanda suka dan puluhan komentar.

Load More