SuaraJabar.id - Harga telur ayam di sejumlah pasar tradisional di Kota Cimahi, Jawa Barat mulai turun disaat harga BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite serta BBM non subsidi Pertamax naik.
Seperti pantauan di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi pada Selasa (6/9/2022) misalnya. Harga telur kini turun menjadi Rp 29 ribu per kilogram, dari sebelumnya yang sempat menyentuh harga Rp 32-33 ribu per kilogram.
"Sekarang udah turun lagi jadi Rp 29 ribu per kilogram. Kemarin kan sempet naik Rp 32 ribu per kilogram, harga tertinggi tahun ini," terang Linda Purnamasari (33) salah seorang pedagang telur.
Dikatakannya, turunnya harga telur ayam ras saat ini dikarenakan pasokan dari daerah peternak ayam petelur sudah mulai normal.
Sebelumnya, harga telur ayam melejit dikarenakan pasokan berkurang, yang diperparah dengan harga pakan yang naik.
"Kemarin memang pasokan kurang, terus harga pakan naik. Sekarang pasokan udah mulai normal jadi harga jualnya juga ikut turun lagi," tutur Linda.
Linda mengungkapkan, berkurangnya pasokan saat harga telur naik dikarenakan stok yang ada di peternak sudah dipesan untuk kebutuhan bantuan sosial.
"Jadi kalau ada Bansos (bantuan sosial) pasti pasokan kurang, harga juga pasti naik," sebutnya.
Disaat harga naik, kata Linda, justru pedagang mengeluh lantaran penjualannya berkurang. Jika harga normal, ia bisa menjual hingga 300 kilogram telur dalam sehari.
Baca Juga: Imbas Harga BBM Naik, HNSI Bandar Lampung Minta Kuota Solar Diprioritaskan bagi Nelayan
"Kalau lagi naik pembeli malah turun. Paling jadi 250 kilogram. Soalnya kan konsumen juga mengurangi pembelian, biasanya beli 2 kilo, jadi 1 kilo karena mahal," katanya.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Perdagangan Koperasi UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperind) Kota Cimahi, Sri Wahyuni mengatakan, berdasarkan pemantauan memang harga telur ayam mulai berangsur turun.
"Memang turunnya tidak sampai ke harga normal, kan biasanya Rp 20-24 ribu. Sekarang masih Rp 28-29 ribu per kilogram," terangnya.
Dikatakannya, kenaikan harga BBM sejauh ini belum terlalu berdampak signifikan terhadap harga berbagai kebutuhan pokok masyarakat.
"Belum kelihatan dampaknya. Tapi mudah-mudahan tidak ada kenaikan yang signifikan. Kalau pasokan masih aman," katanya.
Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki
Tag
Berita Terkait
-
Imbas Harga BBM Naik, HNSI Bandar Lampung Minta Kuota Solar Diprioritaskan bagi Nelayan
-
Mau Jebol, Kuota Pertalite Ditambah Jadi 29 Juta Kiloliter
-
Kelihatan Segar dan Gemuk, Said Bajuri Kabarkan Kondisi Terkini Mat Solar
-
Harga Pertalite di Daerah Pangandaran Ini Tembus Rp 14 Ribu per Liter, Ini Penyebabnya
-
Harga BBM Bersubsidi Naik, Tarif Bus Damri Juga Ikut Terkerek
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Bupati Sleman Akui Pahit, Sakit, Malu Usai Diskominfo Digeledah Kejati DIY Terkait Korupsi Internet
- Pemain Keturunan Purwokerto Tiba di Indonesia, Diproses Naturalisasi?
Pilihan
-
Masih Layak Beli Honda Jazz GK5 Bekas di 2025? Ini Review Lengkapnya
-
Daftar 5 Mobil Bekas yang Harganya Nggak Anjlok, Tetap Cuan Jika Dijual Lagi
-
Layak Jadi Striker Utama Persija Jakarta, Begini Respon Eksel Runtukahu
-
8 Rekomendasi HP Murah Anti Air dan Debu, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Fenomena Rojali dan Rohana Justru Sinyal Positif untuk Ekonomi Indonesia
Terkini
-
Menyulut Kembali Spirit Sang Pelopor, Ratusan Warga NU Bogor Ziarah ke Maqbarah KH Abdurrahim Sanusi
-
Teknologi Canggih TNI Bersihkan Situ Bagendit: Selamatkan Aset Wisata dan Pertanian Garut
-
Kepala Dinas di Cianjur Korupsi Lampu Jalan Rp8,4 Miliar, Kursi Jabatan Kosong Akibat Bupati Berduka
-
4,6 Juta Data Warga Jabar Bocor? Hacker Klaim Kuasai Data Sensitif
-
Badai PHK Terjang Bogor, 4.000 Keluarga Terancam Akibat Guncangan Ekonomi Global