Scroll untuk membaca artikel
Ari Syahril Ramadhan
Senin, 19 September 2022 | 16:05 WIB
DOK - Petugas membantu warga dalam pencairan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kantor Pos Desa Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (10/9/2022). [ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/nym]

SuaraJabar.id - Sejumlah dugaan penyelewengan dana Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak atau BLT BBM terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil sendiri tak menampik adanya dugaan pemotongan BLT BBM atau penyaluran BLT BBM yang disengaja tak tepat sasaran.

"Iya euy itu banyak sekali (laporan), ada yang dipotong, sengaja salah sasaran, macam-macam," kata Ridwan Kamil di Kota Bandung, Senin (19/9/2022).

Merespons hal itu, Ridwan Kamil akan membentuk tim khusus untuk menangani kasus tersebut.

Baca Juga: Mojang Bandung Eneng di Preman Pensiun, Kehidupan Aslinya Jago Basket

"Saya sedang menyusun tim," ungkapnya.

Pria yang kerap disapa Kang Emil itu menegaskan bahwa tak ada sistem pemotongan BLT dengan alasan apa pun. Sehingga, pihaknya akan melakukan evaluasi sistem pembagian BLT bagi masyarakat Jabar.

"Jadi ini mumpung baru bulan pertama, dari empat bulan, kita akan evaluasi," tegasnya.

Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk pro aktif dalam membuat laporan jika menemukan hal serupa. Apalagi, laporan bisa dilakukan dengan mudah di era digital.

"Di era digital sekarang laporan gampang, tinggal ditelurusi," tandasnya.

Baca Juga: Tarian Penghormatan Terakhir untuk Ratu Elizabeth II dari Seniman Bandung

Sebelumnya dilaporkan, ada dugaan pemotongan BLT BBM yang terjadi di Kabupaten Sumedang.

Sejatinya, penerima BLT BBM menerima sebesar Rp150.000. Namum, mereka diwajibkan untuk membeli lima kupon seharga Rp 30.000. sebagai syarat untuk mendapatkan kode pencairan BLT BBM.

Load More