"Acara ini tidak lain adalah untuk mengembalikan semangat anak muda untuk berkarya nyata dalam bentuk real,
Selain pengembangan budaya Sunda, Damas juga berpartisipasi aktif mengembangkan Kreatifitas d iberbagai bidang, seperti Lomba Peti Sabun ini yang sudah berjalan dari Tahun 50an," kata Salim.
Lebih lanjut ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam acara ini, "
Mari ikuti event khas warga bandung tempo dulu yang telah di-reborn oleh Damas bekerja sama dengan ikatan alumni SMP Negeri 2 tahun 1983 ini," ajaknya.
Ia mengatakan masa pandemi telah berlalu. Sehingga saat ini kreativitas anak muda khususnya di Kota Bandung sudah tak memiliki penghalang lagi.
Selain itu, event yang digelar secara offline juga dapat mereduksi kecanduan terhadap gadget.
"Anak-anak yang berorientasi pada gadget harus diimbangi dengan kegiatan yang nyata," tutupnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan
-
Sindiran Menohok Dedi Mulyadi Pasca Banjir Bandang: Belanda Tinggalkan Gedung Kokoh, Kita Apa?