Scroll untuk membaca artikel
Galih Prasetyo
Kamis, 13 Juli 2023 | 18:55 WIB
Berpenghasilan Rp50 Ribu, Tukang Parkir di Cimahi Nekat Nyaleg di Pemilu 2024 (Suara.com/Ferry Bangkit)

SuaraJabar.id - Rusli Suryana (42), seorang juru parkir di Jalan Amir Machmud, Kota Cimahi menjajal peruntungannya di dunia politik. Dia maju sebagai bakal calon legislatif (bacaleg) di DPRD Provinsi Jawa Barat.

Pria kelahiran Cimahi, 30 Juli 1981 itu maju lewat Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat 1 yang meliputi Kota Cimahi dan Kota Bandung.

Namanya sudah terdaftar di KPU Jawa Barat yang baru memasuki tahapan perbaikan dokumen administrasi.

Ditemui di lokasi parkirnya pada Rabu (12/7/2023) malam, warga asal Gang Sasmita, RT 01/24, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi itu mengaku hanya bermodalkan nekat untuk maju di Pileg 2024 tingkat DPRD Jawa Barat.

Baca Juga: Jadi Pembicara Diskusi Pemilu 2024, Mulan Jameela Disebut Netizen Teteh Cantik

"Saya modal nekat saja, punya kemauan. Karena kalau modal materi saya tidak punya," tutur Rusli

Rusli mengenal politik sejak tahun 2004 namun tidak terpikiran untuk menggelutinya secara langsung seperti bergabung dengan partai politik. Barulah awal tahun 2023 bapak dua anak itu memutuskan untuk bergabung dengan PKN, partai politik baru di Pemilu 2024.

Sosok Ketua Umum PKN I Gede Pasek Suardika dan eks Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang digadang-gadang bakal jadi Ketua Umum PKN jadi asalan Rusli mau bergabung dengan partai politik.

Ketika itu Rusli yang hanya lulusan sekolah kejuruan itu tidak ada niatan untuk maju di Pileg 2024 karena tidak punya modal seperti caleg-caleg lainnya. Namun dia mendapat intruksi dari partainya untuk maju dengan tujuan memperjuangkan masyarakat kalangan bawah.

"Untuk bacaleg tidak ada mahar sama sekali di PKN. Apalagi partai baru, jadi yang mau silahkan. Saya niatnya lillahi ta'ala," ujar Rusli.

Baca Juga: Sandiaga Uno Targetkan PPP Raih 11 Juta Suara di Pemilu 2024

Dirinya mengaku tidak punya dana besar untuk membiayai kampanye yang bisa menarik simpati masyarakat di Kota Cimahi dan Kota Bandung. Sebab penghasilannya dari juru parkir dan pekerjaan serabutan lainnya tentunya tidak akan cukup untuk modal politiknya.

Penghasilannya hanya berkisar Rp 50 ribu setiap kali jadi juru parkir yang biasanya dilakukan mulai pukul 19.00 WIB sejak dua tahun lalu. Jika diakumulasikan dengan penghasilannya sebagai sales freelance yang biasa dijalaninya dari pagi hingga sore hari menurutnya hanya cukup untuk biaya hidup keluarganya.

"Kan sekarang kalau caleg harus mengeluarkan biaya. Saya terus terang kepada pengurus partai, saya tidak punya biaya. Kalau harus bikin ini itu saya tidak sanggup karena kalaupun ada uang lebih mending untuk keluarga dulu," terang Rusli.

Dengan biaya minim itu, Rusli pun hanya melakukan persiapan seadanya. Dia tidak akan membuat spanduk atau alat peraga lainnya di berbagai penjuru Cimahi dan Kota Bandung. Rusli hanya akan mempromisikan diri dengan memanfaatkan relasi teman-temannya melalui WhatApps.

"Kalau sosialisasi bikin spanduk ada biaya, kalau saya terus terang tidak ada. Kalau dua tiga mungkin masih ada tapi kaya yang lain tiap titik saya rasa berat," ucapnya.

Dia tidak mengumbar janji-janji karena menurutnya masyarakat kini sudah tidak percaya dengan janji manis politikus. Namun jika ditakdirkan nantinya terpilih dia hanha akan berusaha bekerja sebaik mungkin, khususnya memperjuangkan masyarakat kalangan bawah.

"Diterima masyatakat syukur tidak juga tidak masalah. Tapi kalau ditakdirkan saya akan bekerja sebaik mungkin. Saya punya keinginan bangun kaya rumah singga buat lansia, gelandangan dan sebagainya," kata Rusli.

Kontributor : Ferrye Bangkit Rizki

Load More