Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 15 Mei 2019 | 15:28 WIB
RGS, Penyebar hoaks kecurangan rekapitulasi di PKK di Kabupaten Bandung. (Suara.com/Aminuddin).

"Videonya memang direkam oleh yang bersangkutan langsung, tapi narasinya seolah-olah itu benar tapi sesungguhnya tidak benar dan hoaks," lanjutnya.

Sebetulnya, RGS mengaku tidak berniat untuk menyebarkan berita bohong alias hoaks. Dia hanya tidak mengetahui saja video yang dia unggah dan dibagikan itu termasuk kategori berita bohong.

"Barangkali dengan unggahan video saya itu ada masyarakat yang dirugikan. Itu karena ketidak mengertian saya tentang terbuka dan tertutupnya rekapitulasi penghitungan C1," beber RGS.

Dalam kasus ini, RGS dijerat Pasal 45a Ayat (2) juncto Pasal 28 Ayat (2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan terhadap UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan/atau Pasal 14 Ayat (1) dan pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

Baca Juga: Soal Blokir Hoaks, Rudiantara: Facebook Paling Parah

"Hukuman penjara paling lama 6 tahun dan denda paling banyak Rp 2 milyar," tutupnya.

Load More