Scroll untuk membaca artikel
Andi Ahmad S
Senin, 31 Maret 2025 | 19:13 WIB
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi memberikan keterangan di Bandung. (ANTARA/Ricky Prayoga)

SuaraJabar.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akan melibatkan tim pakar lingkungan dan tata ruang untuk mengevaluasi secara ilmiah seluruh aktivitas ekonomi di kawasan pegunungan dan perbukitan di Jawa Barat.

"Saya akan mengambil langkah berbasis kajian ilmiah. Tim pakar akan melakukan evaluasi dan memberikan kesimpulan yang objektif, bukan saya," ujar Dedi dilansir dari Antara, Senin (31/3/2025).

Evaluasi ini mencakup berbagai kegiatan ekonomi, seperti pertambangan ilegal dan pengembangan wisata di wilayah puncak pegunungan dan perbukitan.

Jika ditemukan dampak negatif seperti banjir, longsor, polusi, atau peningkatan suhu udara, keputusan akan didasarkan pada hasil kajian ilmiah.

Baca Juga: Tindaklanjuti Instruksi Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, Pemkab Karawang Bentuk Satgas Anti-Premanisme

"Keputusan akan merujuk pada rekomendasi pakar dan diteruskan ke dinas teknis terkait. Seperti dalam kasus Eiger Camp di Kabupaten Bandung Barat," jelasnya.

Dedi berharap evaluasi terhadap berbagai proyek dan wahana yang telah disegel dapat segera dilakukan agar ada kepastian bagi dunia usaha dan masyarakat.

"Saya ingin memastikan semuanya berjalan cepat dan pasti. Kepastian bagi dunia usaha penting, tetapi warga juga harus yakin bahwa proyek atau kawasan tersebut tidak menimbulkan masalah," katanya.

Sebelumnya, Dedi menyoroti alih fungsi lahan di Jawa Barat, khususnya lahan yang dikelola PTPN di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Bersama Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dan Menko Pangan Zulkifli Hasan, ia melakukan penyegelan terhadap sedikitnya empat lokasi.

Baca Juga: Pembayar PKB Jabar Meningkat 104 Persen, Dedi Mulyadi: Saya Berterima Kasih...

Empat lokasi yang disegel termasuk Pabrik Teh Ciliwung di Telaga Saat, Hibisc Fantasy, bangunan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I Regional 2 Agro Wisata Gunung Mas, serta Eiger Adventure Land.

Load More