Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Rabu, 22 Mei 2019 | 12:14 WIB
Jasad Farhan, korban yang tewas terkena peluru tajam oknum aparat aksi 22 Mei. (Suara.com/Supriyadi)

SuaraJabar.id - Farhan Safero (31), peserta aksi 22 Mei 2019 yang diduga tewas tertembak merupakan anggota Majelis Taklim Nurul Mustofa  dan pendukung Capres dan Cawapres urut 02, Prabowo - Sandiaga. Farhan tewas dengan luka tembak di leher dan tembus ke belakang badan.

Namun, Farhan bukan tercatat sebagai korban tewas saat aksi di depan Kantor Bawaslu di Jalan Thamrin, Tanah Abang Jakarta Pusat.

"Kami tidak ikut aksi di Bawaslu. Tetapi kami sedang berjaga di markas besar FPI di Petamburan. Kami menjaga rumah Habib Rizieq," kata M Syarif Al Idrus, teman Farhan di rumah duka RT3/7 Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat, Rabu (22/5/2019).

Dirinya berangkat sekitar jam 12 malam dari Bekasi Timur bersama rombongan sebanyak 20 orang.

Baca Juga: Pendemo 22 Mei Tewas Tertembak, Keluarga: Tak Seharusnya Polisi Seperti Itu

Almarhum Farhan Savero korban aksi demo 22 Mei 2019 semasa hidup. (Suara.com/Supriyadi).

Mereka menuju markas FPI unfuk menjaga rumah Habib Rizieq. Sekitar pukul 02.00 WIB kata Syarif terjadi gesekan antara massa dengan aparat.

"Massa dipukul mundur. Aparat masuk ke markas (FPI) dan terjadi baku hantam," paparnya.

Dia mengaku tidak tahu peristiwa awal terjadinya gesekan. Yang dia dengar, kata Syarif adalah banyak suara tembakan saat kejadian.

"Banyak suara tembakan bahkan ada selongsong peluru berjatuhan. Ada sekitar 15 (selongsong)," ceritanya.

Saat kejadian, dirinya berpisah dengan Farhan. Syarif baru tahu Farhan menjadi korban setelah dia menghubungi ponselnya namun bukan Farhan yang menjawab.

Baca Juga: Polsek Gambir Rusak Dilempar Batu, Brimob dan Pendemo 22 Mei Bentrok

"Saat saya telepon yang angkat dari pihak rumah sakit," ungkapnya.

Load More