SuaraJabar.id - Sebanyak 13 dari 17 kecamatan yang ada di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat termasuk dalam kategori rawan kekeringan atau zona merah.
Lantaran itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta saat ini berada dalam status siaga bencana kekeringan.
"Sampai saat ini kita memang belum mendapatkan laporan daerah krisis air bersih. Tetapi kita tetap siaga dan terus melakukan monitoring," kata Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Purwakarta Wahyu Wibisono seperti dilansir Antara di Purwakarta pada Selasa (9/7/2019).
Untuk menyiagakan kebutuhan air bersih, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum Purwakarta serta pihak lainnya.
Baca Juga: BNPB: 45 Desa di Pacitan Berpotensi Dilanda Kekeringan
"Pada musim kemarau ini, kita juga menyosialisasikan teknis permohonan bantuan air bersih dan antisipasi bahaya kebakaran," ujar dia.
Sementara itu, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Purwakarta akan memaksimalkan layanan call center 112 untuk antisipasi kebutuhan air bersih masyarakat Purwakarta, khususnya yang masuk wilayah zona merah.
Dibukanya layanan call center 112, untuk memberikan kemudahan serta mendapatkan pelayanan percepatan terutama kebutuhan air bersih.
"Masyarakat bisa menghubungi call center 112, apabila membutuhkan kiriman air bersih," kata Kepala Diskominfo Purwakarta, Ida Hamidah.
Ia menambahkan dibukanya call center 112, adalah bagian dari antisipasi serta siaga bencana kekeringan.
Baca Juga: Situ Cijoro Kekeringan, Ratusan Hektare Sawah di Lebak Terancam
Sementara itu, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menyampaikan pihaknya telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 350 juta untuk mengantisipasi bencana kekeringan pada tahun ini.
Anggaran itu dialokasikan di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana dan Bagian Kesra Pemkab Purwakarta. (Antara)
Berita Terkait
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
Krisis Air dan Dampaknya: Ketika Pendidikan Anak Tergadai oleh Kekeringan
-
Berkat Sumur Wakaf Dompet Dhuafa dan Kybar Tani Mandiri, Kini Warga Gunung Kidul dan Bantul Tak Risau Hadapi Kemarau
-
Krisis Air Serbia Makin Parah: Bagaimana Nasib Ribuan Ternak?
-
Parah! 7 Provinsi di Indonesia Kekeringan Ekstrem, 2 Bulan Tak Diguyur Hujan
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
UMKM Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional Berkat BRI
-
Kasus Korupsi Dana Hibah NPCI Jabar Diduga Rekayasa, Terungkap di Persidangan
-
Prestasi Mendunia dan Membanggakan: BRI Raih Euromoney Private Banking Awards 2025 di London
-
Kain Tenun Ulos Kebanggaan Indonesia Sukses Tembus Pasar Amerika Serikat Berkat Klasterkuhidupku BRI
-
Berdayakan UMKM Go Global, BRI Hadirkan Binaannya di FHA-Food & Beverage 2025 Singapura