SuaraJabar.id - Dampak kemarau yang terjadi di Cianjur, Jawa Barat menyebabkan seribuan kepala keluarga di Kecamatan Cikadu mengonsumsi air keruh dari kolam dan sungai untuk kebutuhan sehari-hari.
Ketiadaan sumber air bersih yang bisa digunakan warga di dua dusun Desa Cikadu menjadi alasan warga mengonsumsi air keruh tersebut dalam waktu hampir dua bulan terakhir.
"Warga di Desa Cikadu terutama di Dusun Karyamukti dan Dusun Cilaku, sudah mengalami kekeringan sejak pertengahan puasa karena hujan tidak lagi turun sejak dua bulan terakhir," kata Warga Karyamukti Abdul Gofur (32) pada wartawan seperti dilansir Antara pada Selasa (16/7/2019).
Saat ini, warga mengambil air ke sungai yang masih mengalir di wilayah tersebut, namun sebagian besar mengambil dari kolam penampungan yang sumbernya dari sungai kecil.
Baca Juga: Sebanyak 370 Ribu Liter Air Bersih Telah Didistribusikan BPBD Banyumas
"Meski debit airnya tidak besar, namun kolam tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan air warga. Puluhan kepala keluarga dari kampung saya yang lokasinya paling jauh mengandalkan air dari kolam milik seorang warga di Dusun Cilaku," katanya.
Ia menuturkan, jarak tempuh menggunakan sepeda motor dari tempat tinggalnya sekitar 20 menit, sedangkan berjalan kaki mencapai satu jam, sehingga banyak warga yang menggunakan jasa ojek untuk mendapatkan air.
"Biasanya untuk sekali mengambil air sebanyak dua jerigen, warga harus membayar ongkos sebesar Rp 10 ribu. Di kolam penampungan, warga tidak dapat langsung membawa air, tapi harus mengantre hingga berjam-jam," katanya.
Untuk satu keluarga, tambah dia, biasanya membutuhkan empat sampai lima jeriken air setiap hari untuk mandi, mencuci, hingga masak dan minum. Meskipun air kolam sedikit keruh, namun warga terpaksa tetap menggunakannya.
"Meskipun airnya tidak jernih, belum ada warga yang mengeluh sakit seperti muntaber atau lainnya. Harapan warga jangan sampai ada yang sakit meskipun menggunakan air yang tidak jernih," katanya.
Baca Juga: Sebulan Kemarau, Tujuh Kecamatan di Sukabumi Mulai Kesulitan Air Bersih
Sejak kesulitan mendapatkan air bersih, tutur dia, belum ada bantuan dari pemerintah seperti di wilayah lain yang mendapat pasokan air bersih dari instansi terkait seperti BPBD dan PDAM.
Berita Terkait
-
Penuhi Kebutuhan Air Bersih dan Sanitasi Layak, Pentingnya Kolaborasi Lintas Sektor
-
Salurkan Bantuan Sanitasi Layak dan Air Bersih, PNM Peduli Masa Depan Sehat
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
IIF Dorong Ketersediaan Akses Air Bersih di Indonesia
-
Optimalkan Sistem Daur Ulang dan Akses Air Bersih, Bank Mandiri Dukung SDGs
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
Terkini
-
Warung Makan Bu Sum di Beringharjo Makin Laris Berkat BRI
-
Transformasi Digital: KB Bank Segera Beralih ke Sistem NGBS
-
Tragedi di RSHS, Dokter Residensi Rudapaksa Keluarga Pasien! Ini Fakta yang Diungkap Polisi
-
BRI UMKM EXPO(RT) 2025 Sukses Bawa Parfum Produksi Sidoarjo Go Global: Korea, Amerika, dan Nigeria
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas