SuaraJabar.id - Tingginya tren berkurban dalam momen hari raya kurban atau Iduladha bagi warga Kota Bekasi, Jawa Barat ternyata tak berbanding lurus dengan jumlah dokter hewan di wilayah tersebut.
Hal tersebut tergambarkan dari data yang dimiliki Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi dalam kurun waktu empat tahun terakhir.
Dari data tersebut terlihat ada tren meningkat sejak tahun 2014, kala itu jumlah hewan kurban yang dipotong mencapai 21.065 ekor, kemudian naik di tahun 2015 menjadi 21.804 ekor.
Lalu Tahun 2016, melejit menjadi 25.618 ekor. Tahun 2017 lalu naik menjadi 26.432 ekor hewan kurban yang dipotong dan angka warga yang berkurban bertambah drastis pada tahun 2018, yakni ada 35 ribu hewan kurban.
"Tren hewan yang dipotong setiap tahun memang selalu bertambah. Ini menunjukkan, tingkat perekonomian masyarakat membaik dan kesadaran mereka untuk merayakan Iduladha juga meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distanikan) Kota Bekasi Momon Sulaeman, Selasa (6/8/2019).
Namun sayangnya, peminat tenaga medis dokter hewan di Kota Bekasi minim. Buktinya, dari tahun ke tahun kini baru ada lima dokter hewan yang ada di Kota Bekasi. Momon sendiri mengakui hal tersebut.
Menurut dia, saat ini pihaknya masih berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi standar kesehatan hewan kurban melalui tenaga medis. Soalnya, angka hewan yang dipotong telah mencapai ribuan.
"Ini yang kami sedang upayakan untuk meningkatkan SDM dokter hewan di Kota Bekasi," ujar Momon.
Momon menambahkan, lembaganya telah melakukan empat upaya untuk mengantisipasi kekurangan dokter hewan tersebut.
Baca Juga: Ini Panduan Membeli Hewan Kurban yang Disyaratkan
Keempat upaya itu di antaranya usulan tenaga dokter hewan ke Wali Kota Bekasi, melatih tenaga kelurahan menjadi tenaga kesehatan hewan. Selanjutnya, bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dalam melakukan pelayanan kesehatan dan merekrut tenaga dokter hewan mandiri.
"Empat upaya itu kita sudah laksanakan, dan tahunini kan jadi ada lima dokter hewan artinya bertambah dan terus akan kita upayakan meningkat minimal 15 tenaga medis dokter hewan," kata Momon.
Sebab kata Momon, hewan kurban yang hendak dijual patut diperiksa kesehatannya. Bila tidak diperiksa, dikhawatirkan bakal menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang mengonsumsinya.
Ia menjelaskan, ada empat jenis penyakit yang kerap menyerang hewan kurban, yakni semi katarak atau pink eye, kudis atau scabies pada kambing, cacing hati pada sapi atau fasciolosis serta pilek atau rhinitis akibat terserang virus.
"Keempat penyakit itu paling sering menyerang hewan kurban. Penyebabnya bervariasi, ada yang bawaan sejak lahir, lingkungan yang jorok dan fisik hewan yang memang sedang menurun," ujarnya.
Meski ada beberapa penyebab, namun yang paling dominan adalah lingkungan yang jorok. Menurutnya, pemilik harus rutin membersihkan kandang hewannya setiap hari dan selalu berupaya menjauhkan makanan ternak dengan feses yang dibuang hewan.
Berita Terkait
-
Viral Iklan Kambing Pakai JIlbab di Bandung, Warganet Berang
-
Ini Panduan Membeli Hewan Kurban yang Disyaratkan
-
Dagang di Jakarta, Penjual Sapi Asal Jatim: Buat Tol Saja Habis Rp 800 Ribu
-
Diadukan ke Anies karena Palak Pedagang Hewan, Camat: Kita Cari Sumbangan
-
Jelang Iduladha, Pasar Hewan Ini Diperluas untuk Menampung Kambing Kurban
Terpopuler
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
Ambisi Besar Cianjur 2025: Targetkan 30 Persen Turis Bule Hingga Janji Ramzi Bereskan 'Jalur Neraka'
-
5 Fakta Skandal Rp2,1 M di Garut: Dari Ultimatum DPRD Hingga Daftar 13 Kecamatan Wajib Setor Uang
-
Terjerat Temuan BPK, Ini Daftar 13 Kecamatan di Garut yang Wajib Kembalikan Uang Negara Rp2,1 M
-
Siapa Bertanggung Jawab? BPK Temukan Rp2,1 M Harus Kembali ke Kas Negara dari 13 Kecamatan Garut
-
5 Fakta Penting Anjloknya KA Argo Bromo Anggrek di Subang, Puluhan Jadwal Kacau