Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Kamis, 22 Agustus 2019 | 04:00 WIB
Warga di Kabupaten Lebak mengantre mendapatkan air bersih yang disalurkan dari BPBD setempat. [Antara]

SuaraJabar.id - Akibat krisis air bersih yang terjadi di Kampung Hujung Kidul Kelurahan Utama Kecamatan/Kota Cimahi Jawa Barat, banyak siswa sekolah yang tidak mandi saat pergi ke sekolah.

Anak-anak yang berangkat ke sekolah hanya bisa mencuci muka tanpa bisa membasuh seluruh tubuhnya dengan air, akibat kekeringan yang melanda daerah tersebut sejak empat bulan lalu.

Seorang warga, Deden (41) mengaku krisis air tersebut menyebabkan anaknya yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD), pergi ke sekolah dengan tidak mandi.

"Air sumur sudah kering, kita terkadang beli air galon harganya Rp4.000," kata Deden seperti diberitakan Antara di Cimahi, Rabu (21/8/2019).

Baca Juga: Jawa dan Nusa Tenggara Jadi Daerah Krisis Air Paling Parah

Untuk pergi ke sekolah, kata dia, anaknya tersebut hanya sempat mencuci muka. Sedangkan untuk mandi baru hanya bisa ketika tidak terjadi krisis air. Selama dilanda krisis air, ia rutin membeli air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga lima galon seharga Rp 4.000.

"Terkadang kami hanya satu kali (mandi), gara gara kekurangan air," katanya.

Senada dengan Deden, warga lainnya Carbun (49) mengaku kesulitan untuk mencuci pakaian sehari-hari karena kekurangan air.

"Air sumur sudah mengering empat bulan kemarin hingga sekarang, biasanya kalau buat nyuci pakaian pakai air sumur sama harus ngantre," kata Carbun.

Sejak dilanda krisis air tersebut, Pemerintah Kota Cimahi sudah menditribusikan bantuan air dengan sejumlah mobil tangki air. Setiap harinya, warga yang terdampak harus mengantre untuk mendapat air bersih dari mobil tangki sejak jam 09.00 WIB.

Baca Juga: Krisis Air Bersih, Puluhan Keluarga di Lebak Antre Sejak Dini Hari

Para warga tersebut mengambil air sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Dengan demikian, Deden berharap pemerintah dapat lebih sensitif dalam mengantisipasi krisis air tersebut.

"(Pemerintah) harus siap siaga, langsung turun ke lapangan," katanya. (Antara)

Load More