SuaraJabar.id - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut kasus persekusi yang dialami siswi SMK berinisial GL oleh senior dan alumni sekolahnya harus menjadi perhatian pemerintah.
"Pemerintah harus reaktif terhadap kasus yang menimpa anak-anak umumnya pelajar, karena mereka adalah penerus bangsa," kata Komisioner KPAI Retno Listyarti saat mengunjungi sekolah siswi di bilangan Jalan Irigasi II, Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi pada Jumat (23/8/2019).
Ia juga meminta kepada KPAI setempat untuk terus melakukan pengawasan di seluruh sekolah yang ada di Kota Bekasi, Jawa Barat. Menurutnya, perhatian anak tidak melulu ketika adanya kasus kekerasan dan pelecehan.
"Jangan tunggu laporan, terjun langsung mengawasi anak-anak itu akan lebih baik. Tujuannya agar mereka teredukasi dan mendapatkan pendidikan yang baik," ujar dia.
Selain itu, Retno menuturkan pihaknya akan melakukan pengawasan langsung terkait kasus persekusi terhadap GL (16), siswa SMK di Bekasi yang dilakukan seniornya.
Baik dari sisi pendidikan, keamanan maupun proses hukumnya. Terkait trauma yang dialami korban, ia mengatakan sudah berkomunikasi dengan pimpinan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK)
"Kita sudah berkomunikasi dengan LPsK terkait masalah ini. Mereka siap dampingi korban. Karena korban ini mau sekolah tapi takut kenapa-kenapa saat diperjalanan sekolah," jelas Retno
Retno menuturkan pihaknya akan memperhatikan hak-hak korban, mulai dari keamanan, hak atas pendidikan dan hak atas rehabilitasi psikologis.
"Kita juga sudah komunikasi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) agar korban dapat perlindungan sampai proses hukum selesai," ucap dia.
Baca Juga: Update Berita Siswi SMK di Bekasi Dianiaya Kakak Kelas dan Alumni
Retno mengungkapkan tak hanya dari pihak korban, termasuk pelaku yang masih dibawah umur ini juga menjadi perhatiannya. Baik pendidikan maupun proses hukum yang akan dijalaninya.
"Nampaknya kan korban engga mau berdamai, otomatis proses hukum akan tetap berjalan. Maka kita awasi penanganan Polres untuk menggunakan peradilan anak," ucap Retno.
Retno menyebut pihaknya terus mendorong upaya diversi. Namun, jika tidak bisa artinya proses hukum tetap berlanjut.
"Harus didorong diversi, hakim sendiri pun kalau ini masuk pengadilan minta diversi dulu. Memang begitu dalam sebuah mekanisme dalam sistem peradilan anak, tapi kalau korban enggak mau ya diversi artinya proses hukum harus berlanjut," katanya.
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Dedi Mulyadi Ingin Bertemu Menteri Purbaya: Kayak Ketemu Pacar Aja!
-
Kebakaran Gudang Limbah B3 Sebar 'Jejak Hitam' di Permukiman, Nasib Warga Terancam?
-
Klaim Air Pegunungan AQUA Terbongkar! Dedi Mulyadi Ungkap Fakta Mengejutkan: Merek Lain Tersenyum
-
Warga Depok Wajib Tahu! 5 Hak Krusial Ini Hilang Jika Pernikahan Tak Dicatatkan Resmi
-
BNPB Lancarkan Operasi Modifikasi Cuaca, 'Suntik' Awan Jabar dengan Kimia