SuaraJabar.id - Proyek lanjutan Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) yang dibangun PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC) terkendala bentangan kabel listrik Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Akibatnya, proyek pembangunan yang ditargetkan rampung pada Akhir September 2019 diprediksi tidak sesuai target.
Pimpinan Proyek Jalan Tol Jakarta Cikampek (Elevated) Suchandra Hutabarat mengatakan saat ini pembangunan tol yang melayang sepanjang 37,5 kilometer itu telah mencapai 94,5 persen.
"Kendalanya ada pada di KM 17, jadi proyek kemungkinan Oktober 2019 baru selesai konstruksinya," kata dia saat ditemui di Kantor Jasa Marga Cabang Bekasi, Rabu (28/8/2019).
Baca Juga: GT Cikarang Utama Pindah, Warga Bekasi Keluhkan Tarif Tol Japek Naik
Kabel SUTET tersebut terindikasi mengalirkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Muara Tawar ke Cibinong, tidak ditinggikan. Sehingga, pekerja tidak bisa melanjutkan sementara proyek tersebut.
Ia mengaku, masih ada empat boks girder yang belum terpasang dari 2.573 buah steel box girder yang dibutuhkan, yakni di KM 17 Bekasi Timur.
"Ini karena terhalang karena ada bentangan kabel SUTET," katanya.
Namun demikian, Suchandra mengatakan pihaknya optimis November 2019 dapat di uji coba dan nantinya dapat digunakan pada liburan Natal dan tahun baru 2020,
"Mudah-mudahan setelah pemasangan boks girder di KM 17 rampung, semuanya dikebut," imbuhnya.
Baca Juga: Waskita Karya Teken Kontrak Pembangunan Tol Japek II Selatan
Menurutnya, target tersebut dicanangkan setelah melihat progres pembangunan di lapangan. Saat ini, konstruksi Jalan Tol Japek II Elevated masih menyisakan 4 buah gelagar baja (steel box girder)
Diantaranya, berada tepat di sebagian ruas Tol Jakarta-Cikampek eksisting, proyek Tol Japek II (Elevated) membentang dari ruas Cikunir (kilometer 9+500) hingga Karawang Barat (47+500). Pembangunan tol melayang ini membutuhkan 804 pier (tiang penyangga).
Untuk diketahui, Japek II Elevated dapat menjadi jalur alternatif bagi pengguna jalan tol yang akan menuju ke Cikampek maupun Bandung.
Jalan tol ini juga dapat menunjang distribusi arus barang dan jasa, baik yang menuju maupun keluar Jakarta dari Jawa Barat dan berlanjut dari atau ke Jawa Tengah hingga Jawa Timur.
Proyek Tol Japek II Elevated ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) bersama PT Acset Indonusa Tbk (ACST) pada tahun 2017 dengan nilai kontrak Rp 13,53 triliun.
Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah
Berita Terkait
-
Arus Balik Lebaran Mulai Ramai, Ruas Tol Jakarta-Cikampek II Kembali Dibuka Fungsional
-
Antisipasi Kemacetan Arus Balik Lebaran, Korlantas Polri Tambah Pasukan
-
Tol Japek Padat Saat Lebaran, Contraflow Diberlakukan di KM 47-65, Tol Cipali Ramai Lancar
-
Update Arus Mudik Kamis Malam: Tol Japek Padat Merayap, Mulai Lancar Setelah Km 57
-
Nekat Sebrang Tol Japek, Nyawa Pria Melayang Ditabrak Bus
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
-
Duh! Nova Arianto Punya Ketakutan Sebelum Susun Taktik Timnas Indonesia U-17 Hadapi Yaman
-
Bukan Inter Milan, Dua Klub Italia Ini Terdepan Dapatkan Jay Idzes
Terkini
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H
-
Program BRI Menanam Grow & Green: Meningkatkan Ekosistem dan Kapasitas Masyarakat Lokal
-
Dedi Mulyadi Skakmat PTPN: Kenapa Tanah Negara Disewakan, Perkebunannya Mana?