SuaraJabar.id - Curhatan warganet di Sukabumi yang mengeluhkan sulitnya mencari pekerjaan menjadi viral di salah satu grup media sosial (Sukabumi Facebook). Dalam unggahan Siti Jamilah Pawarna tertanggal 5 Oktober 2019 tersebut menyedot perhatian pengguna media sosial lantaran curhatannya yang miris.
Surat yang ditulis dalam huruf kapital tersebut difoto dan diunggah, bertuliskan “BAPAK PRESIDEN. DI SUKABUMI MEMANG TIDAK ADA ASAP TAPI MATA KAMI PERIH. KETIKA MELIHAT MEREKA DITERIMA KERJA KARENA PUNYA ORANG DALAM”. Surat tersebut juga dilengkapi dengan emotion sedih dan tagar CERITA PEJUANG LOKER.
Ratusan pendapat dan pernyataan warganet pun bermunculan dalam kolom komentar. Mulai yang menyinggung kartu prakerja program Persiden Joko Widodo (Jokowi) hingga soal suap menyuap dalam konteks agama.
“Smoga didengar presiden baca jd ga ada istilah KKN lg…yg pernah ngelamar ksana ksini pasti ngerasain pejuang amplop coklat,” tulis salah satu pengguna akun medsos bernama Kelenci Wabi dalam kolom komentar tersebut.
Baca Juga: SMKN 3 Jogja dan Pijar Career Luncurkan Aplikasi Pencari Kerja
Selain komentar yang diunggah, warganet juga menyisipkan postingan gambar meme yang menggambarkan susahnya mencari kerja karena praktik calo, uang dan praktik KKN (orang dalam kerabat pimpinan perusahaan).
Mengenai fenomena susahnya mencari kerja di Sukabumi, khususnya wilayah kabupaten, Ketua Gerakan Sukabumi Proaktif Anjak Priatma Sukma menyatakan perlu keberpihakan pemerintah.
Dia mengemukakan pemerintah daerah harus kembali mengajak semua elemen membentuk komitmen bersama untuk menghilangkan budaya KKN dalam dunia tenaga kerja.
“KKN dalam dunia tenaga kerja adalah hal yang melanggar hukum, artinya perlu tindakan dan sikap tegas. Selain itu perlu sosialisasi ke calon pencaker tentang aturan dan undang-undang sehingga saat menemukan penyimpangan tahu yang harus dilakukan, yaitu melapor ke pihak berwajib,” jelas Anjak.
Anjak yang juga menjabat Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Sukabumi berjanji bakal mendorong Pemkab Sukabumi memperbanyak kerja sama dengan daerah lain di Indonesia atau pemerintah negara lain yang membutuhkan banyak tenaga kerja sektor formal.
Baca Juga: Kominfo Luncurkan Simonas, Platform Online untuk Pencari Kerja
“Iya pemda bisa memulai menyiapkan skill pencari kerja sejak masih di sekolah, agar mampu bersaing hingga ke luar negeri, sektor formal ya dengan keahlian bukan sektor informal,” lanjut Dia.
Berita Terkait
-
Pencari Kerja di Intan Jaya Minta Lowongan CPNS Porsinya Diperbanyak untuk Masyarakat Lokal
-
7 Situs Cari Kerja Remote di Luar Negeri, Tawaran Gaji Menarik
-
Diskriminasi Usia: 'Fresh Graduate Only' dan Nestapa Pencari Kerja di Indonesia
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
10 Tahun Jokowi, Bansos BLT Hingga PKH Tekan Angka Kemiskinan Ekstrem
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
-
Investigasi Kekerasan di Paser: Polisi dan Tokoh Adat Serukan Kedamaian
-
Nyawa Masyarakat Adat Paser Melayang, Massa Demo Minta Pj Gubernur dan Kapolda Kaltim Dicopot
Terkini
-
Transformasi Digital BRIAPI Sukses Membawa BRI Raih Pengakuan Global
-
Local Media Community 2024 Roadshow Class Tasikmalaya: Media Lokal Perlu Diversifikasi Sumber Pendapatan
-
4 Santri Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Sukabumi, BPBD Ungkap Fakta Mengejutkan
-
Tersedia 100 Ribu Hadiah Termasuk BMW 520i M Sport di BRImo FSTVL, Ini Cara Memenangkannya!
-
Lewat Tanya Sabrina, Kamu Bisa Cari Rekomendasi Merchant Hiburan saat Weekend