SuaraJabar.id - Tinggi permukaan air di Bendung Katulampa Kota Bogor normal pada Kamis (2/1/2020) sekitar pukul 09:00 WIB. Kondisi normal itu yakni air pada ketinggian 40 cm.
Tinggi itu telah menurun jauh dibandingkan dengan kondisi kemarin pagi yakni mencapai 170 cm atau Siaga II.
"Namun, cuaca di Kota Bogor pagi ini masih tampak mendung," kata Petugas Pintu Air Bendung Katulampa Kota Bogor, Andi Sudirman, melalui telepon selulernya, Kamis pagi.
Andi Sudirman berharap, tinggi permukaan air di Bendung Katulampa tidak lagi sampai ke level Siaga III, apalagi sampai Siaga II.
Menurut Andi, hujan di Kota Bogor tidak begitu mempengaruhi naiknya tinggi permukaan air di Bendung Katulampa, tapi hujan deras di kawasan Puncak Bogor yang lebih mempengaruhi.
"Semoga di kawasan Puncak pada hari ini tidak turun hujan deras," katanya.
Andi menjelaskan, ada tim dari Pelayanan Sungai Ciliwung yang melakukan pemantauan di Kawasan Puncak Bogor dan akan memberikan laporan dalam kondisi darurat.
Sebelumya, tinggi permukaan air di Bendung Katulampa Kota Bogor pada Rabu (1/1) sekitar 07:30 WIB naik menjadi 170 cm atau Siaga II, akibat hujan yang terus mengguyur wilayah Bogor dan sekitarnya sejak Selasa (31/12) siang.
Menurut Andi Sudirman, Rabu, tinggi permukaan air di Bendung Katulampa naik tinggi, karena hujan turun terus-menerus dan merata.
Baca Juga: Banjir Jakarta, Puan Maharani: Jangan Saling Lempar Tanggungjawab
Tinggi permukaan air di Bendung Katulampa, pada Selasa (31/12) sekitar pukul 18:00 WIB adalah 60 cm atau Siaga IV dan, tapi pada Rabu pagi sekitar pukul 07:30 WIB sudah naik tinggi menjadi 170 cm atau Siaga II.
"Air dari Bogor akan mengalir ke Jakarta membutuhkan waktu sekitar 10 hingga 12 jam," katanya.
Menurut Andi Sudirman, banjir yang sudah terjadi di beberapa lokasi di Jakarta pada Rabu (1/1) pagi, karena di Jakarta dan sekitarnya juga turun hujan, pada Selasa (31/12) sore hingga tengah malam.
Berita Terkait
- 
            
              Tol Jakarta-Cikampek Masih Terendam Banjir, Arus Kendaraan Dialihkan
 - 
            
              Banjir Jakarta, Puan Maharani: Jangan Saling Lempar Tanggungjawab
 - 
            
              Nenek Siti Korban Banjir Jakarta, Terjebak di Rumah Cipinang Melayu
 - 
            
              Tanggap Bencana Banjir, BNPB Langsung Gelar Rapat Koordinasi
 - 
            
              Belajar dari Banjir Jakarta 2020, Cermati Jenis Asuransi Kendaraan
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Ada Apa? Dedi Mulyadi ke Ruang Kerja Kepala Kejari Purwakarta
 - 
            
              Gaji Tambang Cuma Rp80 Ribu Sehari? Dedi Mulyadi Beri Kompensasi 9 Juta
 - 
            
              Pertemukan 12 Negara, 4th IICF 2025 Pecahkan Rekor MURI untuk "Semarak Nandak Ondel-Ondel Betawi"
 - 
            
              3 Nyawa Melayang di Pendopo Garut: Kasus Pernikahan Anak Gubernur Jabar Mandek?
 - 
            
              Pakar ITB Ungkap Proses Rumit dan Mahal di Balik Sumber Air Industri AMDK