Scroll untuk membaca artikel
Agung Sandy Lesmana
Selasa, 28 Januari 2020 | 13:43 WIB
Penampakan Sekolah Al-Azhar 31 Summarecon Bekasi, Jawa Barat. (Suara.com/ M Yacub).

SuaraJabar.id - Aksi bullying atau perundungan kakak kelas kembali terjadi di Kota Bekasi. Kali ini, kasus tersebut menimpa siswa SMP berinisial P (13) kelas VII Sekolah Al-Azhar 31 Summarecon Bekasi.

Ayah korban, Hasmi Fitriasyah mengaku, anaknya dipukuli oleh 10 siswa kelas XI yang merupakan kakak kelas di sekolah tersebut. Menurutnya, aksi penganiayan yang menimpa P terjadi pada September 2019 lalu.

Bahkan, buntut dari insiden itu, sang anak sampai fobia ke sekolah.

"Anak saya dipukuli oleh 10 orang kakak kelasnya. Untung tidak mati, Itu kejadian bullying ketiga kalinya yang dialami oleh anak saya,” kata Hasmi saat berbincang dengan Suara.com melalui sambungan telepon, Selasa (28/1/2020).

Baca Juga: Top 3 Lifestyle: Tes Kepribadian, Siswa SMP Dikeluarkan Karena Naksir Teman

Ia menyayangkan peristiwa perundungan itu terjadi di sekolah dan menganggap pihak sekolah terkesan tutup mata dan seakan tidak ada kejadian apa-apa.

"Padahal anak saya diseret dari SMP ke kantin SD (Al-Azhar 31). Empat orang megangin anak saya agar tidak bergerak, sementara enam orang lainnya mukulin anak saya," katanya.

Hasmi sempat melaporkan aksi perundungan itu ke Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi. Namun, setelah dimediasi, pihak sekolah membantah adanya aksi perundungan.

"Waktu saya tegur pihak sekolah ngomongnya kalau anak saya itu hanya dikeroyok empat orang. Walau bagaimana pun itu tetap aksi tidak terpuji di sekolah. Nah, waktu ke KPAD pihak sekolah membantah adanya aksi perundungan itu, pernyataan pihak sekolah tidak konsisten,” katanya.

Menurutnya, saat itu anaknya belum genap satu bulan mengemban pendidikan di Al-Azhar. Saat Masa Orientasi Siswa (MOS), kata dia, tidak ada aksi kekerasan yang menimpa anaknya.

Baca Juga: Siswa SMP Dikeluarkan Sekolah Karena Naksir Lawan Jenis, Ini Kata KPAI

"Selang dua minggu mulai ada aksi kekerasan. Pertama anak saya diganggu oleh kakak kelas, kedua depan istri saya kerah baju anak saya ditarik sampai mencekik lehernya. Nah, ketiga kali ini sampai dipukuli 10 orang,” tutur dia.

Mirisnya, teguran Hasmi kepada kepala sekolah tak digubris. Malahan, P seakan disingkirkan dari sekolah tersebut. Sampai akhirnya Hasmi memutuskan untuk memindahkan anaknya untuk mengemban pendidikan yang lebih baik.

"Saya merasa miris karena aksi itu sebenarnya sudah masuk ranah pidana. Dan saya tegaskan jika aksi seperti itu sudah mencoreng dunia pendidikan,” tandasnya.

Staf Operasional Al-Azhar Summarecon Bekasi, Ardana saat dikonfirmasi membantah adanya aksi perundungan yang dialami P. Menurutnya, kasus tersebut sudah sempat di mediasi oleh KPAD beberapa waktu lalu.

“Saya sudah berbicara kepada kepala sekolah bahwa di sekolahnya tidak ada kasus bully ataupun pengeroyokan siswa," singkatnya.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

Load More