Scroll untuk membaca artikel
Chandra Iswinarno
Senin, 02 Maret 2020 | 22:50 WIB
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menjelaskan soal isu adanya pasien yang terkena virus Corona dirawat di RSUD R Syamsudin SH, Senin (2/3/2020). [Sukabumi Update]

SuaraJabar.id - Warga Kota Sukabumi digegerkan pesan berantai dan menjadi viral di kalangan warga mengenai kabar adanya pasien suspect Virus Corona yang meninggal. Pesan yang menyebar melalui aplikasi WhatsApp Group (WAG) membuat jurnalis di kota tersebut meminta konfirmasi dari pihak Rumah Sakit Umum Daerah Syamsudin.

Dalam pesan yang beredar, tertulis pesan bahwa Virus Corona telah masuk Kota Sukabumi.

Innallilahi… Kade ah Warga Sukabumi… Saling jaga diri keluarga na terutama masing-masing diri… Tos lebet ka sukabumi ieu virus… Asli no hoax kabar langsung dari temen saya yg kerja dibunut..!!

(Innalillahi... Hati-hati warga sukabumi. Saling jaga diri keluarga terutama masing-masing diri. Udah masuk ke sukabumi ini virus. Asli no hoax kabar langsung dari temen saya yang kerja dibunut).

Baca Juga: Menkes Terawan Sebut Pasien Positif Corona Tertular di Kelab Bernama Paloma

Menanggapi viral pesan berantai tersebut Wali Kota (walkot) Sukabumi Achmad Fahmi menjelas awal isu tersebut bermula saat ada sepasang suami istri berinisial S (58) dan T (57) yang berasal dari Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi masuk IGD RSUD R Syamsudin SH pada Minggu (1/3/2020) sekitar pukul 08.00 WIB.

Keduanya dilarikan ke IGD usai melaksanakan ibadah umrah. Dalam perjalanan pulang itu, suami istri tersebut sempat transit di Abu Dhabi.

"Yang langsung dilakukan (pihak) RSUD R Syamsudin SH setelah mengetahui mereka baru pulang umrah, khususnya sempat transit di Abu Dhabi. Maka temen-teman dari RSUD R Syamsudin SH ini melakukan protap yang telah disampaikan yang telah menjadi pegangan resmi, yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes)," jelasnya seperti diberitakan Sukabumiupdate.com-jaringan Suara.com pada Senin (2/3/2020).

Fachmi mengemukakan, pihak RSUD R Syamsudin SH telah melakukan protap-protap tersebut karena pasien yang datang dengan sejumlah gejala.

"Tuan S datang dengan gejala batuk, pilek dan demam. Kemudian dilakukan pemeriksaan oleh dokter jaga dan dokter jaga melakukan konsultasi kepada dokter paru-paru. Dan kemudian dari hasil konsultasi ditetapkan bahwa tuan S ini dalam kategori pemantauan," jelasnya.

Baca Juga: Kata Wali Kota Sukabumi soal Warganya yang Diduga Terjangkit Virus Corona

Fachmi menjelaskan, dalam protap tahap diagnosis virus Corona ada kategori pemantauan, pengawasan dan konfirm. "Tuan S dinyatakan dalam kategori pemantauan," katanya.

Sedangkan, T juga diperiksa di IGD RSUD R Syamsudin SH karena mengeluhkan sesak napas, batuk, pilek dan dilakukan konsultasi kepada dokter spesialis jantung dan spesialis paru.

"Untuk nyonya T dari hasil konsultasi akhirnya kita tetapkan dalam kategori pengawasan dan langsung dipindahkan ke ruang isolasi," jelasnya.

Akhirnya dalam masa perawatan tersebut, T meninggal dunia pada Minggu (1/3/2020) sekitar pukul 24.00 WIB. Tapi belum dipastikan meninggal akibat Virus Corona.

"Terkait informasi yang beredar bahwa nyonya T meninggal dikarenakan virus Corona ini belum bisa diyakini kebenarannya. Kenapa Covid-19 (Virus Corona) ini bisa dinyatakan konfirm positif, apabila kita mendapatkan hasil Labkes Kemenkes. Jadi sampai saat ini kita belum mendapatkan hasil dari Labkes Kemenkes. Karena RSUD R Syamsudin SH maupun rumah sakit lain tidak bisa untuk mendapatkan in konfirm atau konfirm. Jadi masih menunggu Balitbang Kemenkes," jelasnya.

Pasien T merupakan pasien lama RSUD R Syamsudin SH. Sebab pernah dirawat di RSUD R Syamsudin SH akibat jantung. Kemudian dari keterangan pihak keluarga sebelum berangkat umrah, pasien T mengalami batuk dan pilek.

"Artinya kurang fit ketika (berangkat) ke sana," jelasnya.

Load More