"Jadi susah untuk cari makan, di Bandung saya ngekost sama supir dan pedagang lain. Sebagian masih ada yang coba bekerja," ungkapnya.
Asep siang itu ditemani rekannya, Dedi (60), pria yang sebelum Corona muncul bekerja sebagai juru parkir di area Gasibu dan Jalan Cilamaya. Dedi pun turut mencoba peruntungan nasib dengan membawa karung di pinggir jalan.
Dedi merupakan warga asli Kota Bandung, tinggal di belakang area Kantor RRI Bandung. Dia mengaku sudah 'stand-by' di Jalan Hayam Wuruk sejak pukul 6 pagi setiap harinya.
"Tapi kadang ada yang ngasih kadang enggak, gimana nasib saja. Pernah juga kemarin sampai jam 8 malam di sini tidak dapat apa-apa," ungkapnya.
Baca Juga: Berkeliaran saat PSBB, Gembel dan Pengemis Ditangkap Satpol PP
Baik Eros, Asep maupun Dedi mengaku hingga saat ini belum mendapat bantuan sembako dari pemerintah. Mereka menyebut sejumlah warga di RW daerah masing-masing telah menerimanya, namun bantuan belum terdistribusi dengan merata.
Pendatang Baru Berdasarkan pantauan Ayobandung.com (jaringan Suara.com), para manusia karung tersebut semakin ramai dijumpai menjelang sore hari. Kemunculannya dapat ditemui mulai dari Jalan Siliwangi, Jalan Tamansari, sekitaran Gasibu, Gedung Sate dan Masjid Istiqomah, hingga di sepanjang Jalan L.L.R.E Martadinata (Riau). Petugas parkir sebuah rumah makan di dekat Masjid Istiqomah, Hendi menyebut jumlah pengemis berkarung tersebut semakin marak setelah adanya Covid-19.
Di tahun sebelumnya, pengemis yang membawa karung adalah mereka yang sehari-harinya memang bekerja sebagai pemulung di sekitar area tersebut, dan menanti derma di sore hari.
"Yang biasanya jumlahnya satu-dua orang sekarang jadi banyak. Saya juga enggak kenal mereka siapa, kalau yang biasa di sini (pemulung) saya tahu, jadi bisa membedakan," ungkap Hendi.
Dia menyebutkan, para pemulung di sekitaran Masjid Istiqomah tersebut justru saat ini terpaksa "pindah lapak" karena kedatangan para pendatang baru tersebut. Di siang hingga sore hari, Hendi menyebut cukup banyak warga yang berkeliling memberi sumbangan.
Baca Juga: Anies Larang Warga Bagikan Bantuan ke Pengemis Musiman, Ini Alasannya
"Banyak yang ngasih, kalau ada mobil yang ngasih, teman-temannya lari-lari nyamperin. Kalau sumbangannya sudah banyak, suka pada nitip ke sini (pos jaga)," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Diduga Kabur dengan Pengemis, Seorang Ibu di India Tega Tinggalkan Suami dan Enam Anak
-
Ciri Orang Bermental Pengemis dan Tidak Perlu Dikasihani
-
Menghadapi Fenomena Baru: Pengemis Online dan Dampaknya bagi Masyarakat
-
Bolehkah Mengemis Dalam Islam? Berikut Dalilnya
-
Modal Belajar dari Youtube, Bowo Akting jadi Pengemis Berkaki Buntung Demi Nyari Cuan
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
-
Prabowo 'Kebakaran Jenggot' Respons Tarif Trump, Buka Seluruh Kran Impor: Pengusaha Teriak Bumerang!
-
Solusi Pinjaman Syariah Tanpa Riba, Tenor Panjang dan Plafon Sampai Rp150 Juta!
-
Dear Petinggi BEI, IHSG Memang Rapuh dan Keropos!
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
Terkini
-
Modal Semangat dan Keberanian, Suryani Buktikan Perempuan Bisa Naik Kelas
-
Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tuai Kritik, Dedi Mulyadi Sentil Soal Etika Pejabat!
-
Cari Titik Temu, Bupati Bogor Ajak Duduk Bersama Bahas Isu Viral Kades Minta THR
-
BRI Terapkan Prinsip ESG untuk Wujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Bertanggung Jawab
-
BRI Berikan Tips Keamanan Digital: Waspada Kejahatan Siber Saat Idulfitri 1446 H