SuaraJabar.id - Panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB) tingkat SMA/SMK sederajat PPDB Jabar di Cianjur, Jawa Barat, terpaksa melakukan penerimaan persyaratan bagi siswa yang diterima secara tatap muka atau offline. Karena keterbatasan jaringan internet dan sejumlah persyaratan yang harus diserahkan langsung.
Namun, untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan siswa dan orang tua murid yang akan melengkapi persyaratan, panitia melakukan secara kolektif sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19 dan siswa atau orang tua yang datang diimbau mematuhi protokol kesehatan dan mengenakan APD.
"Sebelumnya kami sudah mengimbau bagi siswa atau orang tua yang akan menyerahkan persyaratan atau daftar ulang untuk menggunakan APD dan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku sebagai upaya memutus rantai penyebaran COVID-19," kata staf Humas SMA I Cianjur Tendi Hidayat saat dihubungi di Cianjur, Selasa (23/6/2020).
Ia menjelaskan untuk penyerahkan persyaratan bagi calon siswa yang sudah diterima pada gelombang pertama dilakukan secara langsung, karena harus membawa rapor dan persyaratan lain yang tidak dapat dikirim melalui internet.
Untuk gelombang pertama, katanya, pihaknya menerima 210 orang calon siswa dengan berbagai jalur, seperti prestasi, siswa tidak mampu dan sejumlah jalur lainnya. Sedangkan untuk gelombang kedua pihaknya juga akan menerima 210 siswa dengan jalur zonasi.
Sementara itu, Wakil Kepala SMK Negeri 2 Cilaku Asep Suherman menjelaskan daftar ulang untuk siswa yang lulus tes pada gelombang pertama dilakukan secara tatap muka karena persyaratan yang dibutuhkan sekolah tidak dapat dikirim melalui email atau internet.
"Kami juga mengalami gangguan jaringan internet yang tidak stabil, sehingga banyak siswa yang sudah lolos pada gelombang pertama datang langsung menyerahkan persyaratan. Kami akan memberikan waktu hingga besok 9Rabu, 24/6) untuk siswa yang belum melakukan daftar ulang secara tatap muka," katanya.
Sementara sejumlah orang tua siswa yang ditemui ketika mendampingi anaknya untuk mendaftar ulang, mengaku khawatir karena selama proses daftar ulang terlihat kerumunan dan antrean yang dinilai rawan terjadinya penularan virus berbahaya termasuk corona.
"Takut juga sih, tapi protokol kesehatan diterapkan secara ketat, meskipun anak-anak banyak berkerumunan. Harapan kami dilakukan secara online, namun keterbatasan pengetahuan dan jaringan internet yang tidak memadai lebih baik secara langsung," kata Meily (47) orang tua calon siswa yang ditemui di SMA I Cianjur. (Antara)
Baca Juga: Disdik Bantah PPDB Jabar Tak Transparan: Cuma Tutup Alamat Calon Murid
Berita Terkait
-
Daftar Ulang PPDB Jabar 2024 Tahap 1: Simak Jadwal, Syarat dan Cara Ceknya
-
Buruan! PPDB Jabar 2024 Tahap 1 Dibuka hingga 7 Juni, Ini Syarat, Kuota dan Cara Daftar
-
Daftar Ulang PPDB Jabar 2023, Ini Jadwal dan Dokumen yang Diperlukan
-
Jadwal PPDB Jabar Tahap 2 Mengalami Penyesuaian, CPDB Wajib Cermati!
-
Jadwal PPDB Jabar 2023 Tahap 2 untuk SMA, SMK dan SLB, Dibuka 26 Juni!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Pecah Rekor! Indonesia Akhirnya Ekspor Langsung 48 Ton Durian Beku ke Tiongkok
-
Gandeng Sandiaga Uno, Kadin Tasikmalaya Perkuat Ekosistem Bisnis Nasional
-
Masuk Usia 130 Tahun, BRI Kenang Raden Bei Aria Wirjaatmadja sebagai Pendiri Visioner
-
Cirebon Darurat! Banjir Rendam 22 Desa, Lebih dari 6.500 Warga Terdampak
-
Rute Eksotis Jakarta-Cianjur Batal Dilayani KA Jaka Lalana, Ternyata Ini Penyebabnya