SuaraJabar.id - Insiden terbaliknya perahu wisata saat menyisir Pantai Palangpang, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi menyisakan trauma bagi para penumpang.
Beruntung seluruh penumpang termasuk awak perahu, selamat dalam peristiwa mengerikan yang terjadi pada akhir pekan lalu tersebut.
Namun rombongan wisatawan ini jadi saksi lemahnya penataan wisata laut di kawasan inti Geopark Ciletuh. Khususnya penerapan protokol keselamatan pelayaran.
Salah seorang dari 33 penumpang mencurahkan isi hatinya terkait detik-detik insiden perahu terbalik yang dialaminya kepada Sukabumi Update—jaringan Suara.com—Selasa (30/6/2020).
"Sekitar jam 10.30 kami diajak oleh salah satu tour guide yang menawarkan kami bale sebelumnya..untuk pergi wisata ke pasir putih dengan menyeberang terlebih dahulu menggunakan perahu. Saat menaiki kita sudah berfirasat tidah enak karena melihat perahu yang penuh dengan orang sampai ada beberapa penumpang yang duduk di atap bilik perahu (+- 30 orang penumpang)."
"...singkat cerita kami naik terakhir karena sudah ditunggu-tunggu dan akhirnya kamipun naik sembari lari-lari kecil.. saat perahu pertama jalan kondisi perahu selalu miring dan akhirnya bisa stabil untuk jalan.. tapi saat ditengah-tengah perjalanan kondisi kapal miring/goyang dan tiba-tiba perahu yang kita naiki terbali..."
“...di sini saya tidak bisa menuliskan panjang lebar rentetan kejadian saat kami berada di dalam laut dan tertimpa perahu sampai tidak bisa keluar...perasaan panik takut histeris dan sebagainya tidak bisa kami gambarkan karena disitu kami dalam keadaan antara hidup dan mati..tapi saya mencoba untuk tetap tenang karena ada istri dan anak saya yang masih kecil untuk tetap terus hidup..."
"...dimulai saya mencoba mencari jalan, mencari papan, ban dan sebagainya yang sekiranya bisa membantu kami naik ke permukaan.. karena saat di dalam kami lama sekali tidak ada pertolongan yakni sekitar 30 menit...akhirnya dengan niat lahaulla wallaquwataillabillah.. saya mencoba keluar dengan melambaikan kaki dan tangan saya untuk menggapai orang yang akan membantu...dan sampai akhrnya istri dan anak saya bisa dibantu keluar dengan ditarik kakinya..."
"...walaupun saat itu leher istri saya kena salah satu baling-baling mesin perahu.. saat itu saya ingin memastikan apakah istri dan anak saya sudah keluar atau belum.. padahal saya sama sekali tidak bisa berenang..lalu dengan penuh niat saya mencoba mencari tapi tidak ada tanda-tanda...sampai akhirnya saya coba memutuskan untuk berenang keluar...dan akhirnya...Alhamdulilah dengan bantuan ALLAH SWT saya, istri dan anak saya bisa keluar dari dalam perahu dengan selamat..."
Baca Juga: Mulai 13 Juli, Pelajar Kota Sukabumi Mulai Belajar Kembali di Sekolah
Setelah menceritakan detik-detik menegangkan perjuangan untuk tetap hidup, wisatawan ini juga menyampaikan pesan bagi pengelola kawasan Geopark Ciletuh.
Khususnya operator perahu wisata yang menawarkan perjalanan menuju pasir putih di Pulau Kunti.
"Perlu ditingkatkan lagi tata kelola wisata pihak Geopark Ciletuh dan tangung jawabnya kepada kami selaku korban di wisata ciletuh. Ini yang sangat mengecewakan.. dari kelalaian pengelola wisata Geopark Ciletuh yang masih sangat perlu pelatihan dan mungkin hanya memperdulikan keuntungan daripada keselamatan wisatawan itu sendiri..."
"...Semoga setelah kejadian ini tidak ada lagi korban-korban yang sangat dirugikan dari segi immateriil dan materil berupa uang, hp dan sebagainya yang rusak/hilang..."
Ia juga meminta wisatawan untuk selalu berhati-hati, jangan menerima tawaran jika memang fasilitas wisatanya tidak aman, seperti keberadaan life jacket bagi calon penumpang perahu.
"Mohon ditinjau kembali tata kelola wisata itu sendiri.. apakah siap atau tidak.. sigap atau tidak untuk mengantisipasi kecelakaan..." pungkas penumpang ini.
Berita Terkait
-
Gebrakan Mendagri Tito untuk Geopark Disambut Baik Ahli: Kunci Sukses di Tangan Pemda
-
Dukung Mitigasi Banjir dan Longsor, BCA Syariah Tanam 1.500 Pohon di Cisitu Sukabumi
-
Siswi MTs Sukabumi Akhiri Hidup, Isi Surat Ungkap Keinginan Pindah Sekolah karena Perilaku Teman
-
Respons Cepat Dedi Mulyadi Atas Protes Viral Rieke Diah Pitaloka Soal Jalan Hancur di Cikidang
-
Duel Maut Petani Sukabumi vs King Kobra 4 Meter: Sama-sama Tewas, Ular Tertancap Tongkat
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Iwan Suryawan Minta Pejabat Jabar Gugurkan Cuti Massal Nataru, Prioritaskan Siaga Cuaca Ekstrem
-
Pemberdayaan Perempuan Jadi Kunci BRI untuk Menaikkelaskan UMKM
-
Bye-bye Macet Limbangan! Target Tuntas Tol Cigatas Tembus Garut-Tasik 2027
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras