Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Senin, 13 Juli 2020 | 12:35 WIB
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi ditemui di Stadion Patriot Candrabhaga, Senin (13/7/2020). [Suara.com/Mochamad Yacub Ardiansyah]

SuaraJabar.id - Sebanyak empat sekolah di Kota Bekasi menunda proses pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka. Padahal, keempatnya telah ditetapkan Pemerintah Kota Bekasi sebagai role model atau percontohan belajar tatap muka pada, Senin (13/7/2020) hari ini.

Keempat sekolah itu antara lain SMPN 2 Bekasi, Sekolah Victory Plus Kemang Pratama, SDI Al Azhar Jaka Permai, dan SDN Pekayon Jaya 6.

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi mengatakan, belum terlaksananya proses KBM tatap muka di empat sekolah itu kemungkinan ada pertimbangan lain dari masing-masing sekolah.

Namun, pria yang akrab disapa Pepen itu menegaskan bahwa empat sekolah tersebut adalah yang tersiap dalam menjalani proses KBM tatap muka.

Baca Juga: 4 Sekolah di Bekasi Jadi Percontohan Belajar Tatap Muka, Begini Kondisinya

"Mereka sudah menyampaikan alur proses belajar mengajar sesuai dengan protap kesehatan," kata Pepen saat dikonfirmasi di Stadion Patriot Candrabhaga, Senin (13/7/2020).

Menurut Pepen, empat sekolah itu bisa langsung menerapkan proses KBM tatap muka dengan hasil simulasi pada beberapa hari lalu.

Ia berkeyakinan empat sekolah itu dapat melalui prosesnya melihat dengan persiapan yang matang.

Persiapan matang itu dimaksud Pepen adalah soal standar kesehatan di sekolah.

Misalnya saja, Sekolah Victory Plus yang sudah bekerjasama dengan sejumlah rumah sakit untuk memastikan kemananan kesehatan siswa maupun guru serta wali murid. Juga dengan metode pengurangan jumlah siswa dalam satu ruang kelas.

Baca Juga: Senin Besok 4 Sekolah di Kota Bekasi Dibuka, Ini Daftarnya!

"Ketersediaan hand sanitizer dan disinfektan juga harus dibeli, murid bisa memakai masker. Semua standar kesehatan Covid-19, dalam satu kelas seperti di SMPN 2 Bekasi biasanya diisi 40 orang, dipangkas menjadi 20 orang. Vicktory pun demikian, satu kelas siswa ada 32 dipangkas menjadi 15 orang," kata dia.

Disinggung soal Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, Pepen menyebut keputusan itu adalah pedoman atau petunjuk bagi pemerintah daerah melakukan sesuatu. Kota Bekasi sendiri, sambung dia, sudah melakukan fase tersebut

"Kita sudah lewat dari orang lain, apakah kita masih harus menunggu, kan anak-anak jenuh, orang tua jenuh. Nah sekarang kita punya kemampuan, jalan aja menurut saya," imbuh Pepen.

Wali Kota Bekasi dua periode ini pun secara terbuka mengajak sekolah-sekolah yang ada di wilayahnya untuk dapat membuka kembali kegiatan belajar mengajar.

Namun, hal ini bukan berarti Pepen mewajibkan sekolah untuk menormalkan kegiatan belajar secara tatap muka.

"Sesuai dengan kemampuan, apabila mampu menyiapkan sarana protokol kesehatan silakan disampaikan ke pemerintah. (Tetapi) kalau tidak mampu jangan, kalau sekolah swasta bisa bekerjasama dengan rumah sakit, negeri juga bisa kerjasama dengan Puskesmas di wilayah masing-masing, biar nanti dikoordinasikan dengan Dinkes," tegas Pepen.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah mengatakan bahwa proses pembukaan KBM tatap muka masih bersifat simulasi.

Menurutnya, Disdik Kota Bekasi akan kembali berkoordinasi dengan empat sekolah tersebut.

Inay juga menyampaikan bahwa proses KBM tatap muka di empat sekolah itu akan berlangsung dalam waktu dekat.

Rencananya, dijadwalkan pada tanggal 16 atau 20 Juli 2020 mendatang.

"Sekarang masih simulasi, masih belajar via daring ya. Nanti kita sedang persiapkan kurang lebih ya tanggal 16 atau sekitar tanggal 20-an (Juli 2020)," singkat Inay.

Kontributor : Mochamad Yacub Ardiansyah

Load More