Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Kamis, 30 Juli 2020 | 17:49 WIB
Foto udara pusat pemerintahan Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Kamis (5/9). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi]

SuaraJabar.id - Sebanyak 40 pegawai di Gedung Sate Bandung positif corona. Tapi Pemprov Jabar berkilah jika Gedung Sate Bandung menjadi salah satu pusat penularan virus corona.

Hanya saja, Pemerintah Provinsi Jabar belum mengetahui asal penularan virus corona di sana. Pasalnya, Pemprov Jabar yang selama adaptasi kebiasaan baru (AKB), akses ke Gedung Sate, terbuka untuk umum.

"Belum dapat dipastikan sumber penularan dari internal atau eksternal. Tapi saat ini kami sedang mencari tahu ini. Jadi selama AKB ini terbuka aksesnya. Ada pengunjung dari luar dan ada yang studi banding kesini," kata Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja, dalam konferensi pers daring, Kamis (30//7/2020).

Setiawan, tidak setuju jika dengan adanya temuan 40 orang di Gedung Sate, menjadi sebagai klaster perkantoran seperti yang dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta.

Baca Juga: Menristek Ungkap Sebab Indonesia Kesulitan Produksi Ventilator

Ia berkilah, akses Gedung Sate selama ini terbuka untuk umum.

"Ini tersebar di berbagai biro yang punya hubungan kerja dengan orang luar. Jadi belum dapat dipastikan ini sebagai klaster," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmaja, yang juga merupakan Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Jabar, mengatakan ada 40 orang yang positif covid-19 di Pusat Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Gedung Sate.

"Rinciiannya yang PNS 17, non pns 23. Kalau bicara non pns ini supporting staff, seperti pengamanan, cleaning service," katanya.

Mereka yang terpapar covid-19, bertempat tinggal ada yang di Kota Bandung, ada yang di Kabupaten Bandung, ada yang beberapa di luar kota itu, Cimahi ada. Dari sisi usia, 40 persen di usia 31-40 tahun, 30 persen di usia 20-30 tahun, sisanya ada yang di atas 50 tahun ada yang 19 tahun.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik, Vietnam Gelar Rapid Test Massal untuk 21.000 Orang

"Rata rata di antara mereka tanpa gejala. Kita harus mengambil hikmahnya. Instansi pemerintah yang secara ketat 50 persen untuk diisi dan didatangi, sudah ada disinfektan, masih juga kecolongan," ucapnya.

Kontributor : Cesar Yudistira

Load More