Scroll untuk membaca artikel
Rizki Nurmansyah
Jum'at, 14 Agustus 2020 | 18:36 WIB
Tangkapan layar tiga ABK WNI yang mengaku terdampar di kapal asing jenis kargo pendingin MV Ocean Star 86, Jumat (14/8/2020). [Ist]

SuaraJabar.id - Sebuah foto tiga Anak Buah Kapal (ABK) Warga Negara Indonesia (WNI) tengah memegang tulisan yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), viral di media sosial.

Ketiga ABK WNI itu dua diantaranya berasal dari Jawa Barat. Masing-masing bernama Guspiyandi asal Palabuhanratu, dan Dadan dari Bantargadung, Kabupaten Sukabumi.

Sedangkan seorang lainnya bernama Naufal Hibatulah, warga Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, Depok.

Mereka mengaku terdampar di kapal asing jenis kargo pendingin MV Ocean Star 86 selama tujuh bulan lebih.

Baca Juga: Tangis Anna, Istri ABK Tongkang Gresik Hilang Yakin Suaminya Masih Hidup

"Kami saat ini berada di Kapal MV Ocean Star 86. Kami sebenarnya yang tanpa status ada enam orang, tiga dari Jawa Barat. Status kami titipan, sudah dari delapan bulan lebih," kata Guspiyandi saat dikonfirmasi Sukabumi Update—jaringan Suara.com—melalui aplikasi perpesanan, Jumat (14/8/2020).

Guspiyandi mengatakan, mereka memang sengaja melakukan aksi tersebut. Berharap foto tersebut viral dan sampai ke telinga pemerintah Indonesia.

Lebih jauh, ia mengatakan sudah melaporkan persoalan yang mereka hadapi ke kedutaan Republik Indonesia.

"Saya udah melapor ke sana kemari tapi enggak ada tindakan sama sekali. Kami sudah lapor ke kedutaan tapi hanya dibilang untuk sabar dan sabar," jelasnya.

Guspiyandi, menjelaskan saat ini posisi kapal tengah sandar di Pelabuhan Dhongsan, China.

Baca Juga: Kisah ABK WNI Kapal Rong Da Yang, Dipaksa Makanan Berkecoak Hingga Dipukuli

Mereka tidak berani keluar. Permohonan pertolongan sudah diajukan, namun menurutnya diabaikan oleh perwakilan Indonesia.

"Saya sudah bekerja sampai selesai kontrak dan tidak mendapat hak-hak saya. Di sini sekarang nasib kami tidak jelas," katanya lagi.

Upayanya meminta tolong kepada kapten kapal juga sia-sia. Mereka mengaku kerap dibohongi akan dipulangkan dan disuruh bekerja namun tanpa upah.

Tak hanya mendapatkan hak-haknya, ketiga ABK WNI itu untuk mandi saja terpaksa menggunakan sabun pembersih pakaian atau detergen.

"Untuk makan dan peralatan mandi kami mengemis ke pekerja asal Filipina. Kami minta sabun karena konsulat mereka responsif dan mengirimkan makanan dan sabun," ungkap Guspiyandi.

Load More