Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Senin, 24 Agustus 2020 | 19:29 WIB
Cerita transpuran di Bandung. (Suara.com/Emi)

Sejak pandemi, dapur umum mulai rutin digelar dua pekan sekali. Namun sempat terhenti selama empat pekan karena keterbatasan anggaran. Maklum saja, duit untuk beli bahan baku didapat dari donatur dan sumbangan dari berbagai pihak.

Menu masakan di dapur umum kali ini sederhana namun tampak tetap nikmat.

Ayam serondeng ala rumah makan Sunda, sambal terasi, bihun goreng dan nasi putih. Kali ini, sebanyak 50 porsi akan dibagikan kepada para transpuan yang kesulitan uang untuk membeli makan.

“Hari ini 50 kotak saja, tadinya mau lebih, ketika lihat dana untuk belanja tidak cukup, seadanya saja dulu, dicukup-cukupin,” ungkap Fiona akhir pekan lalu, Sabtu (8/8/2020).

Baca Juga: Heboh Warga Antre di Pengadilan Agama Soreang Mau Ajukan Cerai

Waktu menunjukkan pukul 14.20 WIB, semua aktivitas masak-memasak selesai. Riri, Luvhi, Wanda, Fiona dan Arin, bersama-sama mengemas masakan mereka dengan rapih di dalam kotak nasi.

Cerita transpuran di Bandung. (Suara.com/Emi)

Makanan itu siap dibagikan ke transpuan lainnya. Untuk kali ini, 3 tempat yang akan didatangi, di antaranya kawasan ruko Pasar Induk Caringin, daerah Bojongloa Kaler dan Babakan Ciparay.

Sampai di lokasi, tampak kecerian terpancar dari para transpuan ketika menerima kotak makanan. Tentu ini sangat berarti bagi beberapa dari mereka yang sejak pagi belum mengisi perut hingga hari sudah menjelang sore.

Meski gerakan ini kecil, harapannya bisa sedikit membantu dan memberi semangat, para transpuan lain di tengah keterbatasan ekonomi dan minimnya perhatian Pemerintah.

“Meski sedikit harapannya bisa bantu teman-teman yang lain untuk makan,” ungkap Fiona.

Baca Juga: Viral Antrean Panjang Orang Daftar Cerai di Pengadilan Agama Bandung

Hidup susah di masa pendemi

Load More