SuaraJabar.id - Stres adalah sesuatu yang wajar, tapi waspadalah bila rasa tertekan ini berkepanjangan dan mengganggu aktivitas Anda. Kelelahan tak cuma menimpa orang yang bekerja, tapi dirasakan orangtua yang merasa jenuh ketika mengurus anak alias parental burnout.
Seperti apa tanda-tandanya?
Psikolog anak Saskhya Aulia Prima menuturkan beberapa pertanda parental burnout, diantaranya adalah merasa lelah secara fisik dan mental, merasa berjarak dengan anak. Orang yang mengalami parental burnout pun merasa tak lagi pantas jadi orangtua dan terbebani. Mengasuh anak tak lagi menyenangkan dan memberi kebahagiaan.
"Kalau kita tidak senang ketemu anak, kalau berinteraksi sama anak jadi gampang marah, merasa jadi orangtua seperti berat banget, saya tidak bisa jadi orangtua. Kalau ada pikiran seperti itu, butuh konsultasi kepada ahli," kata Saskhya seperti dilansir ANTARA, Sabtu (5/9).
Jika itu terjadi, beristirahatlah sejenak dan cari waktu untuk diri demi melepas rasa penat.
Jika emosi sering terpantik saat mengasuh anak, coba tahan kemarahan dan ambil napas panjang untuk menenangkan diri. Cara ini berfungsi untuk "menipu" otak yang berpikir kemarahan sudah reda karena napas kembali teratur.
"Kalau mau marah, napas kita cepat. Coba tarik napas dalam dan hembuskan pelan-pelan sekitar lima kali sampai napas stabil dan kita siap untuk menghadapi anak," ujar dia.
Ada juga orang yang bisa lebih tenang setelah minum segelas air, atau bicara kepada diri sendiri untuk tidak "meledak", bahkan menghitung mundur hingga emosi kembali stabil.
Selain itu, berilah belas kasih kepada diri sendiri. Hargai pencapaian sekecil apapun dan nikmati ketidaksempurnaan. Tak perlu merasa selalu ada yang kurang dalam cara mendidik anak di tengah pandemi COVID-19.
"Atur pola pikir dan ekspektasi. Kita harus bersyukur bisa tetap bertahan, pikirkan mana yang bisa kita kontrol saja," katanya.
Anda bisa mencoba memeluk diri sendiri, lalu berterimakasih karena Anda bisa melewati hari-hari tanpa kendala yang berarti. Cari hal-hal yang bisa disyukuri di tengah masa adaptasi kebiasaan baru.
Penyanyi Raisa Andriana juga berbagi pengalamannya sebagai orangtua muda di tengah pandemi.
Raisa, yang mengaku dirinya termasuk pencemas, sempat merasa khawatir sebagai seorang ibu. Kadang dia berpikir apakah upayanya mengasuh sudah cukup untuk tumbuh kembang buah hati yang masih balita.
Mengingat ruang gerak yang terbatas, dia tak bisa mengajak putrinya ke tempat-tempat yang bisa membantu perkembangan anak.
"Aku merasa khawatir anak tidak cukup terstimulasi di rumah, lebih ke mom guilt," tutur Raisa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
BRI Perkuat Pembangunan Infrastruktur Nasional Lewat Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Rencana Dedi Mulyadi Ganti Konsultan Pengawas dengan Mahasiswa Tuai Kecaman Keras
-
Mitra MBG Disentil Keras, Diwajibkan Sumbang 30 Persen Laba untuk Sekolah
-
Minggir Dulu Lembang! Ini 4 Surga Wisata Alam Kabupaten Bandung Selatan untuk Healing Akhir Tahun
-
AgenBRILink Permudah Akses Layanan Perbankan bagi Masyarakat di Perbatasan