SuaraJabar.id - Satuan Polisi Pamong Praja atau Satpol PP Bogor memborgol tangan seorang pengendara roda dua yang melintasi Jalan Raya Puncak Bogor, Jawa Barat, Sabtu (19/9/2020). Pengendara itu diborgol sebagai hukuman lantaran tidak memakai masker.
Lembaga pegiat Hak Asasi Manusia, Imparsial menilai tindakan tegas dalam menegakan aturan protokol kesehatan memang diperlukan. Namun tidak dengan cara berlebihan seperti pemborgolan tersebut.
"Sikap dan langkah tegas memang perlu, tapi akan sangat baik jika hal itu tidak dilakukan dengan cara eksesif (berlebihan) seperti pemborgolan bagi pelanggar. Menurut saya pemborgolan itu berlebihan, nggak perlu dilakukan," kata Wakil Direktur Imparsial Ghufron Mabruri kepada Suara.com, Sabtu (19/9/2020).
Menurutnya, masih banyak cara yang lebih edukatif dan humanis yang bisa didorong dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai protokol kesehatan.
Baca Juga: Kena Ciduk Tak Pakai Masker, Pengendara di Puncak Bogor Diborgol Petugas
"Seperti sanksi kerja sosial membantu pemerintah dan masyarakat," ujarnya.
Ghufron menambahkan, penanganan Covid-19 diperlukan kesadaran semua pihak. Kesadaran menerapkan protokol kesehatan tak boleh diabaikan.
"Kita sebagai masyarakat juga harus sadar bahwa penerapan protokol kesehatan bukan hanya tentang aturan, tapi juga kepentingan kita bersama," tandasnya.
Tak Terima Diborgol
Pria bernama Andi Albar (29) asal Megamendung, Bogor Jawa Barat tidak terima tangannya diborgol sebagai sanksi melanggar protokol kesehatan. Ia meluapkan kekesalan dengan memaki-maki petugas Satpol PP.
Baca Juga: Keluyuran Tak Pakai Masker, Pengendara di Jalur Puncak Bogor Diborgol
Padahal, tujuan anggota Satpol PP Bogor menindak dengan cara memborgol tangan pria tersebut agar tidak mengulangi lagi, dan selalu patuh untuk menggunakan masker.
Saat didata oleh petugas Satpol PP, pria yang bertujuan ke arah Puncak Bogor itu tidak terima tangannya diborgol dan membandingkan dengan terpidana korupsi.
"Nih yang korupsi gua diborgol, jangan yang gak pakai masker diborgol, nih suruh sama bapak-bapak ini, korupsi bisa dadah-dadah (melambaikan tangan)," cetus Andi.
Anggota Satpol PP Bogor itu mencoba menenangkan pria yang mengenakan jaket warna hitam itu agar memakai masker dan mengisi data administrasi pelanggaran.
Petugas itu pun memberikan pilihan sanksi kepada pria tersebut, apakah membayar denda sebesar Rp100 ribu atau dikenakan sanksi sosial.
Berita Terkait
-
Ledakan Amunisi di Garut Masalah Profesionalisme TNI, Imparsial: Karena Sibuk Jabatan Sipil
-
TNI Balik Era Orba Bisa Main 2 Kaki di Jabatan Sipil, Imparsial Sebut Zaman Berbahaya Terulang Lagi
-
Imbas RUU Disahkan DPR, Masa Depan TNI Dikritik Makin Tidak Profesional
-
Pihak Paling Diuntungkan dari Pengesahan RUU TNI Menurut Imparsial
-
Sebut Mayor Teddy jadi Seskab Tabrak Aturan, Imparsial Ungkap Bahaya jika TNI Isi Jabatan Sipil
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Buruan Klaim! 3 Link DANA Kaget Hari Ini, Dapatkan Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu!
-
Piala Presiden 2025: Polda Jabar Terjunkan 2.632 Personel, Libatkan Jibom Amankan Si Jalak Harupat
-
8 Link DANA Kaget 3 Juli 2025, Segera Klaim Saldo DANA Gratis Hingga Rp500 Ribu
-
Welas Asih Nama Baru RSUD Al-Ihsan, Dedi Mulyadi Beberkan Maksud di Baliknya
-
Gempa Frekuensi Rendah di Tangkuban Parahu Tembus Rekor: Aktivitas Masih Normal